Pabrik di Pinggir Laut

CERPEN SUNARYO BROTO

Kapal satunya, Dominique ada di pelabuhan Ghent, Belgia. Panjangnya 250 meter, keadaannya lain lagi. Sudah sekitar separuh dari semua peralatan untuk pabrik urea terpasang di dalam kapal. Bahkan untuk fondasi beberapa peralatan di dalam kapal sudah dicor dengan beton.

Untuk itu semua peralatan yang sudah terpasang dipreteli kembali dan dikumpulkan di darat bersama dengan sebagian perlengkapan kapal yang tidak dibutuhkan, untuk dipreservasi dan dikirim ke Bontang. Sementara setelah kapal selesai dipreteli, sudah siap untuk dijual sebagai scrap.

Kedua kapal tersebut merupakan aset negara menurut peraturan yang berlaku. Oleh karena itu menjualnya harus melalui prosedur dan persyaratan penjualan aset negara. Suatu tim penjualan kapal yang dibentuk oleh Departemen Keuangan dikirimkan ke Eropa. Mereka pergi ke Eropa dan melakukan tender penjualan kapal-kapal tersebut di London. Perlu waktu beberapa minggu untuk menjual kapal.

Peralatan yang belum selesai difabrikasi masih banyak. Pada umumnya peralatan-peralatan yang ukurannya kecil, sebagian berupa alat-alat electronik, instrumentasi dan lain-lain. Fabrikasi alat-alat tersebut ada yang di Jerman, Perancis, Swiss.

Namun ada juga peralatan besar yang belum rampung difabrikasi yaitu Second Stage Shift Converter yang difabrikasi di kota Darlington di Inggris. Oleh karena itu tim juga ikut mengusahakan agar fabrikasi alat tersebut segera dirampungkan. Setelah alat ini rampung difabrikasi di kota Darlington, maka alat ini mulai diangkut menuju ke Pelabuhan Liverpool.

Dalam perjalanan, karena beratnya alat yang lebih dari 100 ton, pengirimannya menggunakan trailer low boy yang lebarnya melebihi lebar normal kendaraan biasa. Oleh karena itu pengiriman alat harus mendapat pengawalan polisi lalu-lintas Inggris yang naik sepeda motor dan mobil patroli polisi sebagai voorrijder di depan maupun di belakang konvoi.

Lihat juga...