Lukisan

CERPEN SUNARYO BROTO

“BOLEH saya kirim WA beberapa foto lukisanku, Mas?”

“Boleh. Silakan. Sudah saya terima 5 foto lukisannya. Wah bagus-bagus. Lukisan wajah ekspresif dengan hiasan seperti model surealis. Ada lukisan anak kecil realis yang lucu. Wajahnya polos. Malah ada lukisan potret. Boleh saya publish di media sosial, siapa tahu ada teman tertarik beli.”

“Silakan. Sekarang sepi sekali Mas pasar untuk lukisan. Semua karena corona. Maka saya kerjakan juga pesanan potret. Nggak ada alasan idealis pelukis.”

“Berapa harganya, kalau ada yang tanya?”

“Yang realis ukuran sedang Rp5 sampai 6 juta. Yang potret itu 3 juta saja. Harga nego.”
***
“GIMANA tanggapan teman-teman tentang lukisan saya?”

“Bagus. Kan lukisan alumni ISI yang juga pelukis. Tapi ya baru sebatas memuji. Belum membeli.”

“Terima kasih, Mas. Sudah mengapresiasi.”

“Iya teman saya kan rata-rata juga karyawan. Jarang yang pengusaha. Jadi lukisan itu pilihan kesekian, he..he..he…”
***
“YANG ini harganya berapa? Yang itu harganya berapa? Yang ini juga berapa?”

“Ini murah saja. Yang penting cepat dan laku. Saya pedagang, yang penting deal. Bapak yang tertarik yang mana? Silakan dipilih.”

“Banyak lukisannya. Sebentar, saya pilih-pilih dulu. Hanya bisa lihat fotonya. Beda kalau bisa lihat aslinya.”

“Bapak boleh lihat aslinya di Yogya, Pak. Kapan mau ngopi-ngopi ke sini? Tinggal pilih. Ada banyak. Ini lukisan Ivan Sagita. Ini dari Hendra. Ini Mahmuni, banyak stoknya.”

“Yang lukisan gelas dan kain dari Ivan Sagita, asli nggak? Juga lukisan Hendra yang nelayan di tepi pantai, apa asli?”

“Itu ada tanda tangannya. Asli atau tidak saya tidak tahu. Itu urusan kurator. Saya hanya jualan.”

Lihat juga...