Anak Anjing yang Menyerbu Rumah

CERPEN ERWIN SETIA

Seekor anak anjing berbulu coklat kayu lari dari arah suatu gang. Tubuhnya basah dan berbau comberan. Anak anjing sebesar balita itu menerobos masuk ke suatu rumah mewah yang berada di Gang Bahagia.

Hari masih pagi dan pintu rumah itu sengaja dibuka. Anjing itu menabrak gerumbulan bunga, memecahkan porselen-porselen, dan menumpahkan hidangan yang sudah tersaji rapi di atas meja makan.

Pak Toto si pemilik rumah seketika geram dan meraung-raung mengetahui seekor binatang yang dianggapnya najis memasuki rumah bagusnya seolah tamu istimewa.

Ia berteriak memanggil satpam dan tukang kebun. Kedua pekerja di rumah itu cepat-cepat menuruti panggilan Pak Toto. Mereka sudah tahu akibatnya kalau terlambat sedikit saja.

Mereka bisa dimarahi habis-habisan atau lebih dari itu gaji mereka dipotong secara semena-mena.

“Kenapa kalian biarkan anjing buduk ini masuk ke rumah saya?” Pak Toto langsung menyembur satpam dan tukang kebun begitu keduanya tiba.

“Maaf, kami tidak tahu, Pak,” ujar satpam dan tukang kebun kompak.

“Cepat kalian keluarkan anjing itu. Saya tidak mau rumah ini menjadi najis karena hewan sialan!”

Satpam dan tukang kebun bergerak cepat seperti seorang prajurit perang yang diultimatum akan dihukum setrap seharian oleh komandan mereka. Anak anjing itu begitu lincah.

Ia berlarian ke mana-mana tanpa mengacuhkan harga benda-benda yang ada dalam ruangan-ruangan rumah Pak Toto. Ditabraknya guci-guci bermotif bunga, diseruduknya patung-patung tokoh terkenal, dicabiknya lukisan-lukisan Affandi, dan dicakar-cakarnya tirai sutera yang alangkah halusnya.

Anjing itu tak memedulikan apa-apa dan hanya dalam waktu beberapa menit ia sudah memorak-porandakan jerih payah Pak Toto selama bertahun-tahun.

Lihat juga...