Anak Anjing yang Menyerbu Rumah

CERPEN ERWIN SETIA

Satpam dan tukang kebun terus mengejar anak anjing itu. Mereka mengejarnya ke ruang-ruang kamar, halaman depan, halaman belakang, ke seluruh penjuru rumah.

Namun, alih-alih meringkus si anjing, keduanya malah membuat anak anjing itu makin menjadi-jadi. Sudah tak terhitung berapa banyak barang rusak dibuat anjing kecil itu. Sementara itu, dari arah tak jauh-jauh amat, Pak Toto memperhatikan kelakuan destruktif si anjing dengan sepenuh nestapa.

Ia memegangi kepala separuh botaknya sambil melolong seperti anjing gila. Satpam dan tukang kebun kewalahan. Mereka tak bisa menangkap anjing itu.

Anjing itu memang sudah keluar dari area rumah. Walau berbadan mungil, anjing itu cerdik belaka, sempat-sempatnya ia menggondol sebuah kalung mutiara sebelum menghilang di balik sebuah tikungan.

Kehebohan di Gang Bahagia pada hari itu belum berakhir. Tak berapa lama setelah menghilang, anak anjing itu muncul kembali di depan rumah Ustaz Gustam. Kali ini ia tampak seperti anak baik-baik.

Tak banyak gerak dan berkelojotan ke sana ke mari seperti saat memasuki rumah Pak Toto. Ia berdiam di depan pagar rumah Ustaz Gustam seperti menunggu belas kasihan. Gonggongannya lemah dan terdengar sesekali layaknya anjing yang tak makan berhari-hari.

Dalam hitungan tak lebih dari sepuluh menit, keluarlah Ustaz Gustam dari rumahnya. Itu hari Minggu yang cerah dan Ustaz Gustam kedapatan jadwal mengisi pengajian di suatu masjid di tengah kota.

Baru saja ia menuntun sepeda motornya keluar pagar, Ustaz Gustam terperanjat bukan main. Refleks ia mengucap istigfar dan memundurkan tubuhnya sampai-sampai motornya hampir jatuh.

Lihat juga...