Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 29/06/2025
Tidak diduga-duga, konflik bersenjata di Asean meletus. Kamboja vs Thailand: sengketa wilayah sekitar Kuil Preah Vihear. Tidak menutup kemungkinan lingkar dekat Indonesia yang lain dibelit konflik. Timor Leste diambang pertengkaran internal. Kemiskinan membuat masa depan negara itu tidak terprediksi.
Di sisi lain, berkembang fenomena menarik. Relasi people to people Asean memiliki caranya sendiri. Musik Indonesia kini banyak menjadi jembatan komunikasi antar masyarakat Asean.
Musik Indonesia populer di Malaysia & Brunei. Ada kesamaan bahasa-budaya. Dewa 19, Sheila on 7, Raisa, dan Judika, lagu-lagunya sering diputar di radio di kedua negara. Banyak penggemar. Pasar musik Singapura kecil. Tapi musisi Indonesia juga memiliki penggemar. Khususnya warga Melayu.
Thailand, Vietnam, dan Filipina: musik Indonesia belum populer seperti K-Pop, J-Pop, musik barat. Tapi sudah menarik perhatian. Lewat platform TikTok dan YouTube beberapa lagu asal Indonesia viral. Myanmar, Laos, Kamboja: eksposur terhadap musik Indonesia masih sangat terbatas. Akan tetapi media digital mulai membuka jalan.
Lagu pop, ballad (lagu balada) disukai. Dangdut remix juga mulai menarik perhatian. Melodinya catchy dan lirik emosional. Genre indie atau singer-songwriter juga disukai kalangan muda negara-negara itu. Produksinya berkualitas. Liriknya dalam.
Wilayah Pasifik: Papua Nugini dan Melanesia, memiliki akar budaya mirip Indonesia Timur. Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Musik dari kawasan ini bergenre etnik-pop, reggae lokal, atau akustik Papua. Bisa terasa akrab dan relatable bagi pendengar masyarakat Pasifik.