Musik Indonesia: Energi Perdamian Asean-Pasifik?

Perlu diplomasi musik terpadu (Integrated Music Diplomacy). Kemenhan, Kemenlu, Kemenbud, Pelaku Industri, Diaspora, perlu membentuk “ASEAN Musical Envoys”.  Musisi Indonesia dan negara lain diundang tampil dalam forum bersama bertema perdamaian, inklusi, dan identitas kawasan. Tour periodik musik lintas negara ASEAN + Pasifik bertema budaya damai.

Kedua, perlu survey persepsi publik lintas negara tentang lagu Indonesia dan narasi perdamaian. Menguji daya jangkau musik Indonesia sebagai alat kohesi Kawasan. Pada genre dan tema konten lagu paling menarik perhatian, diberi dukungan penuh. Untuk memperlebar kohesivitas antar masyarakat Asean dan Pasifik.

Ketiga, perlu pilot program. Kolaborasi budaya ASEAN–Pasifik berbasis komunitas dan Musisi Independen. Perlu pertukaran musik dan kolaborasi lintas negara. Misalnya memberi fasilitasi residensi musik untuk artis ASEAN dan Pasifik di Indonesia. Program kolaborasi lintas budaya (contoh: gamelan + kulintang Filipina, atau keroncong + reggae Pasifik).

Keempat, mendorong musisi Indonesia membuat lagu perdamian lintas negara. Misal dengan lirik  multibahasa (Bahasa Indonesia + Melayu + Thai + Tagalog). Tema kebersamaan kawasan, keberagaman, dan toleransi.

Kelima, membuat Digital Platform Diplomacy. Memanfaatkan berbagai flatform media sosial membuat campaign: (#ASEANHarmony, #PacificVoices). Merilis konten dokumenter pendek tentang kolaborasi musik Indonesia dan Kawasan.

Keenam, festival dan forum rutin bertema damai & budaya. Seperti  “ASEAN Peace & Music Festival”. Tuan rumah bergilir.

Mungkin itu bisa menjadikan musik Indonesia sebagai instrument geopolitik. Alat perdamaian Kawasan.

Lihat juga...