Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari, Pusat Literasi dan Sastra di Banyumas

Banyumas 11 September 2025 — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon
meninjau revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari, yang merupakan bagian dari komitmen
Kementerian Kebudayaan terhadap pemajuan kebudayaan, terutama sarana dan prasarana
kebudayaan bidang literasi dan sastra.

Kiprah Maestro Ahmad Tohari lahir telah mewarnai dunia sastra Indonesia dengan karya-
karya bernilai, seperti trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, yang menjadi simbol kuat sastra dan
spiritualitas lokal.

Terletak di kediamannya sekitar daerah Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, perpustakaan ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang baca semata, namun dapat menjadi ruang publik untuk melihat perspektif Ahmad Tohari dalam mengembangkan dunia penulisan dan pengarsipan karya sastra.

Proyek Revitalisasi ini merupakan bagian dari Bantuan Pemerintah Kementerian Kebudayaan yang dikelola oleh Direktorat Sarana dan Prasarana Kebudayaan.

Progres revitalisasi telah rampung 62 persen dan ditargetkan akan selesai pada November mendatang.

Dalam kesempatan yang merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja ke Banyumas dan
Cilacap ini, Menteri Kebudayaan menekankan pentingnya membangun perpustakaan,
dengan harapkan ke depan akan semakin banyak penulis yang lahir dari wilayah Banyumas
dan sekitarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ahmad Tohari menegaskan bahwa saat ini minat membaca perlu
ditingkatkan seiring perkembangan teknologi digital, karena teknologi tersebut tidak
sepenuhnya dapat menggantikan buku.

“Jadi, kita akan mencoba menghidupkan perpustakaan, dan alhamdulillah sekarang sedang dibangun,” ungkapnya.

Menbud juga menyoroti bagaimana pentingnya literasi karena sekarang hampir semua orang hanya melihat dan membaca media sosial, ”Membaca buku itu ada proses dialog. Ada internalisasi, ada diskursus dengan pikiran yang bisa melahirkan pikiran-pikiran baru,
inspirasi-inspirasi baru yang tidak bisa tergantikan,” ujar Menbud Fadli Zon.

Lihat juga...