“Dulang Maanta Marapulai” Karya Mutakhir Dr. Ahmad Akmal, Refleksikan Budaya Kuliner Minang

PADANG – Dinamika dunia seni rupa Indonesia terus menggeliat.

Dr. Ahmad Akmal, perupa Padang yang juga mantan Rektor Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Aceh dan kini kembali mengajar di Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, memperkenalkan karya baru bertajuk Dulang Maanta Marapulai berbahan Stone Ware dan Glasir, berukuran 51 x 47, 2025.

Dr. Ahmad Akmal. Foto: Dokumentasi Pribadi

Menurut Dr. Ahmad Akmal, karya tersebut memuat pesan moral yang menarik.

“Karya itu adalah kisah mengenai makanan yang dibawa ketika mengantarkan marapulai atau pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan,” papar Dr. Ahmad Akmal.

Karya tersebut, menurut Dr. Ahmad Akmal pula, merupakan refleksi budaya yang terkait dengan makanan tradisi khas orang Lima Puluh Kota.

Makanan khas orang di daerah Lima Puluh Kota sendiri adalah berupa panggang ayam, goreng ikan balasa, dan rendang gadang.

Bagi Dr. Ahmad Akmal, simbol mengenai makanan tersebut dibentuk dengan daun sirih.

“Tujuannya untuk menyimbolkan rasa cinta laki-laki terhadap perempuan atau istri,” papar Dr. Ahmad Akmal.

Karya mutakhir Dr. Ahmad Akmal tersebut memang pernah dipamerkan dalam tajuk Pameran Seni Rupa dan Desain “Rupa Kini Nanti” 2025 di Galeri Hoeridjah Adam, ISI Padangpanjang, beberapa waktu lalu.

Karya Dr. Ahmad Akmal itu kembali mengingatkan pada karya-karya sebelumnya yang mempunyai komitmen kuat mengusung identitas lokal Minang dalam kompleksitas kebudayaan Indonesia.

Sebagai perupa, Dr. Ahmad Akmal menyuarakan estetika Minang menjadi selalu relevan untuk ditengok ketika berbenturan dengan dunia modern.

Lihat juga...