Setelah mempunyai listrik, air dan steam, tim dapat melakukan kegiatan pre commissioning (Pra Percobaan Operasi) di pabrik amoniak tahun 1983. Setelah itu dilakukan commissioning dengan mengoperasikan alat per alat sendiri. Ada rombongan tim yang bertugas membantu start up pabrik supaya lancar.
Masing-masing ada pendampingnya. Dari Kadep, Kabag, Supervisor, Foreman dan Senior operator yang mengajari cara mengoperasikan pabrik. Foreman mendampingi foreman, Senior operator mengajari cara kerja operator.
Commissioning pabrik banyak masalah. Semua harus diselesaikan.
Gas alam dari Tanjung Santan harus dialirkan pada pipa besar sepanjang 58 km. Gas alam sebagai bahan baku utama sudah dimasukkan ke Primary Reformer tetapi belum tentu berhasil dan dicoba lagi. Udara sebagai bahan baku yang lain juga sudah dimasukkan ke Secondary Reformer tetapi juga belum berhasil. Juga peralatan lain. Begitu terus, trial dan error start up pabrik dilakukan. Banyak sekali kasus yang terjadi saat melakukan start up pabrik.
Saat itu pertengahan tahun 1983. Kegiatan commissioning pabrik sudah dilakukan dan siap operasi. Sudah dilakukan steam blowing dan flushing selama sekitar tiga bulan. Kegiatan start up pabrik berjalan maju-mundur karena banyak permasalahan di pabrik.
Para operator bekerja secara shift, bergantian karena pabrik beroperasi 24 jam setiap hari. Tidak jarang ketika selesai bekerja meninggalkan pabrik, operator berharap agar besok ketika kembali bekerja ke pabrik progres kegiatan start up telah berlanjut.
Namun saat datang di hari berikutnya dengan melihat dari kejauhan cerobong pabrik mengeluarkan uap, dia sudah bisa menduga bahwa pabrik pasti mati lagi dan ternyata setelah sampai di pabrik, benar, pabrik mati dengan masalah yang baru lagi.