Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – Ramadhan:13/03/2025
Selain Peradaban Homo-Lesbi Kaum Nabi Luth AS, peradaban kaum Nabi Syuaib juga diruntuhkan oleh Allah Swt. Jatuh bangun peradaban itu bisa kita jadikan pelajaran.
Kaum Nabi Syuaib hidup di kota Madyan. Terletak di kota Al Bada Provinsi Tabuk. Barat laut Saudi. Kisahnya diabadikan oleh Al Qur’an.
Allah Swt., memerintahkan untuk menyembah-Nya, meninggalkan kecurangan (dalam transaksi), tidak merugikan orang lain dan tidak membuat kerusakan (QS 7: 85-86). Kerusakan itu ditimbulkan dengan mengabaikan Syariat Allah Swt. Peringatan itu juga dikemukakan dalam QS, 11: 84-85, 87.
QS 11:91-92 mendokumetasikan penduduk Madyan mengingkari pesan Allah Swt yang disampaikan melalui Nabi Syuaib. Bahkan meremehkan Nabi Syuaib. Perintah Allah Swt untuk menyempurnakan takaran (tidak curang dalam transaksi) dan tidak merugikan orang lain itu juga ditegaskan dalam QS 26: 181-183.
Mereka mengingkari peringatan yang disampaikan Nabi Syuaib itu. Penduduk itu kemudian ditimpa gempa dahsyat. Mayat-mayatnya bergelimpangan dalam reruntuhan (QS, 7:91-92).
Melalui QS 9:70 Allah Swt., mengingatkan kepada ummat belakangan (kaum munafik era Nabi Muhammad Saw., dan setelahnya). Apa berita runtuhnya peradaban-peradaban itu, seperti kaum Nuh, ‘Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (kaum Lut) tidak sampai kepada mereka?.
Apa runtuhnya peradaban-peradaban itu tidak menjadi pelajaran bagi generasi belakangan?. Peringatan Allah Swt itu tentunya juga diperuntukkan kepada Ummat Nabi Muhammad Saw. Agar menjadi pelajaran.
Ayat itu menekankan runtuhnya peradaban itu bukan cerminan kekejaman Allah Swt. Keruntuhan itu akibat kezalimannya sendiri.