Mungkinkah Muslim Miskin dan Non Muslim Konglomerat, Bersatu dalam Ekonomi?

Thowaf Zuharon. Foto: Dokumentasi CDN

Program Agrikanas (Agribisnis Kacang Nasional) ini diawali di Desa Alang Kemangi Kec. Dander Bojonegoro, Jawa Timur, melibatkan Garuda Food Group bersama Kepala Staf Presiden. Program Agrikanas ini telah melakukan pelaksanaan penanaman perdana kacang tanah di Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada awal November 2017 lalu. Kemudian, Garuda Food sebagai offtaker (penerima hasil panen), melibatkan juga Universitas Muhammadiyah Palembang, juga mencanangkan pemberdayaan penanaman kacang di desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, pada Februari 2018 lalu, seluas 74 hektar.

Program Keempat, yaitu program Ultra Mikro Kredit (UMI) yang melibatkan Kemenkeu, Kominfo, Kemenkop, BMT Sidogiri, BMT BUS, serta berbagai Pemda. Program Kelima, PT MEDCO bersama Ikatan Saudagar Muslim membuat Program Domba Nasional (PRODOMBAS) yang melibatkan Pondok Pesantren, Ormas Islam, Koperasi Syariah, serta Perguruan Tinggi Islam. Keenam, yaitu membuat program Retail Lembaga Ekonomi Umat (LEU-Mart) yang melibatkan Umat Islam bersama Apindo, Transmart, RW Mart, serta Sinar Mas. Ketujuh, pemerintah membuat program Redistribusi Aset yang melibatkan Kantor Staf Presiden (KSP), Sinar Mas, Perhutani, BPN, dan sebagainya. Kedelapan, yaitu membuat program Konco Jagung yang melibatkan Pemda, Japva, serta berbagai petani di sekitar pesantren. Pilot Project Konco Jagung yang telah dilakukan, yaitu di Bojonegoro. Program kesembilan, yaitu Program Industri Pangan Rakyat (INPARA). Dan masih banyak sekali model program pemberdayaan ekonomi umat lainnya yang akan dijalankan dengan berbagai inovasinya.

Lihat juga...