Mungkinkah Muslim Miskin dan Non Muslim Konglomerat, Bersatu dalam Ekonomi?
Dengan tujuh point deklarasi itu, harapannya, seluruh elemen bangsa bisa menggerakan ekonomi umat, mampu membangun networking atau jejaring sinergis yang saling menguntungkan antara elemen-elemen bangsa di kelompok-kelompok ekonomi umat.
Maka, hal penting yang perlu diciptakan, yaitu kesejajaran antar elemen usaha kecil dan besar, serta perlu saling mengayuh antara usaha kecil kepada usaha besar. Keberadaan umat Islam di Indonesia perlu didorong pada penguatan kapasitas kemapanan ekonomi. Umat Islam sebagai bagian terbesar dari bangsa ini memiliki tanggung jawab besar untuk memperbaiki ekonomi nasional. Bagi umat Islam, seharusnya paham dan sadar, bahwa sebetulnya, ajaran Islam sangat concern dalam pengentasan kemiskinan, karena dalam Islam, ada asas pemerataan dan prinsip pemberdayaan dengan zakat, infaq, dan shadaqah. Islam memberikan solusi agar terjadi keseimbangan, meminimalisir diskriminasi, dan ketimpangan sosial.
Berbagai program Arus Baru Ekonomi Indonesia ini, secara sederhana, merupakan kerjasama pemberdayaan ekonomi antara Pemerintah, Konglomerat dan Sektor Swasta, Lembaga Keuangan, dengan menggandeng umat yang ada di dalam berbagai ormas maupun pesantren. Hal itu tertuang dalam sebuah model pembangunan Pusat Inkubasi Syariah di berbagai propinsi di Indonesia.
Program pertama, yaitu membuat Pusat Inkubasi Halal yang menggandeng seluruh UKM, produsen bahan makanan, serta LPPOM MUI. Kedua, yaitu pembuatan Program Koperasi Syariah Berbasis Masjid.
Program unggulan ketiga, yaitu program Agribisnis Kacang Nasional (AGRIKANAS) yang melibatkan Garudafood, Perhutani & PTPN, Pemda, serta berbagai pelaku petani dari berbagai ormas Islam. Program Agrikanas ini merupakan upaya untuk mempercepat pelaksanaan dan realisasi dari Kongres Ekonomi Umat MUI yang melibatkan banyak pihak termasuk Perhutani, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), PTPN, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam (MUI) dan organisasi di bawahnya, pondok- pondok pesantren dan petani penggarap serta pihak swasta seperti GarudaFood Group.