Aliran Kepercayaan tak Punya Nabi dan Kitab Suci

Manfaat agama bagi kita, manusia Indonesia, yaitu sebagai identitas kebangsaan masyarakat dan warga Negara Indonesia. Manfaat dan keberadaan agama dalam kehidupan kebangsaan Indonesia adalah sama. Yakni, sebagai pedoman dalam membangun etika kerukunan hidup antar umat Bergama di Indonesia dan membangun kehidupan yang damai dalam keberagaman.

Agama dan Budaya, Perbedaan dan Korelasinya

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan di atas, maka kita dapat memisahkan mana budaya dan mana agama, bagaimana perbedaannya, serta apa korelasinya. Karena itu, kita dihadapkan dengan keputusan Mahkamah Konstusi, bahwa Aliran Kepercayaan itu bagian dari agama, sudah sesuai dengan fakta kehidupan kita sebagai manusia.

Menurut saya, ada syarat tertentu, sebuah pemahaman dan pemikiran dapat disebut agama. Yaitu ketika pemikiran tersebut dapat dijadikan petunjuk untuk menjalani kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematian. Selain itu, sebuah pemahaman disebut sebagai agama, ketika dapat menunjukkan di mana Tuhan dan keberadaan-Nya.

Tiga Syarat Utama Bisa Disebut Agama

Dalam amatan saya, sebuah ajaran dapat disebut agama, bila memenuhi tiga syarat yang dibutuhkan. Pertama, adanya Kitab Suci yang dapat menjelaskan penciptaan langit dan Bumi serta Manusia. Kedua, ada Manusia yang mendapatkan Pewahyuan dari Tuhan yang menciptakan langit dan Bumi sebagaimana yang dikenal dengan sebutan Nabi. Ketiga, ketika ajaran tersebut bisa menjelaskan bagaimana membangun hubungan antara manusia dengan Tuhannya, serta bagaimana tata ibadahnya.

Sejauh yang saya ketahui dari berbagai ajaran dan pemahaman, dua point dapat terpenuhi. Namun, banyak ajaran yang tidak bisa menunjukkan Tuhan di mana. Bahkan, banyak ajaran yang tidak bisa menjelaskan, setelah kita mati, kelak menuju kemana?

Lihat juga...