Pabrik Kenangan

CERPEN FITRI MANALU

SETIAP kali melintasi pabrik itu, kau melihat antrean orang-orang yang ingin membuang kenangan. Mereka terbagi dalam dua barisan, mereka yang ingin membuang kenangan indah atau kenangan buruk.

Kau bertanya-tanya dalam hatimu: mengapa sebagian dari mereka ingin membuang kenangan indah? Pertanyaan itu terus mengganggu pikiranmu. Hingga pada suatu hari, kau berada dalam barisan itu karena kau ingin membuang kenangan seperti mereka.

Saat kau berada dalam barisan, kau harus memilih untuk membuang kenangan indah atau kenangan buruk. Lalu kau mengingat-ingat, kenangan mana yang paling ingin kau buang dari hidupmu.

Kau lantas berpikir, mereka yang membuang kenangan indah tak lebih dari sekumpulan orang bodoh. Bukankah kenangan indah harus dirawat dalam ingatan? Kau memilih untuk mengantre dalam barisan orang-orang yang ingin membuang kenangan buruk.

Kau ingin melupakan malam ketika ibumu raib dan seseorang yang kau panggil ayah meregang nyawa tanpa bisa diselamatkan.

Barisan bergerak maju. Orang-orang dalam barisan satu per satu masuk ke dalam ruangan sempit berdinding hitam. Kau menebak-nebak dengan hati berdebar. Ketika giliranmu akan tiba, kau nyaris mengurungkan niatmu. Namun, rasa penasaran membujukmu untuk tetap tinggal. Kau melangkah ragu-ragu memasuki salah satu ruangan itu.

“Kau sudah siap?”

Kau menggangguk cemas mendengar pertanyaan itu.

“Kenangan apa yang ingin kau buang?”

Kau menjawab pertanyaan itu dan berpikir, mungkin suatu hari nanti kau akan merindukan kenangan itu.

Seseorang dalam ruangan sempit itu menempelkan sesuatu di kepalamu lalu mengamati layar monitor. Seketika, salah satu kenangan buruk milikmu berpindah ke dalam sebuah kepingan bundar.

Lihat juga...