Ndaru

CERPEN AKHMAD SEKHU

ARMAN tampak begitu sangat menikmati kopinya, tapi tak dapat dipungkiri hatinya begitu cemas mengamati ndaru yang turun di malam H pencoblosan. Sebagaimana pesan Mbah Tuk, bahwa ndaru pada awalnya turun sebagai masa penjajakan.

Benar juga, karena setelah turun ke rumah Bardah, ndaru pindah turun ke rumah Herdi yang membuat dirinya senang bukan alang-kepalang sampai ketiduran pun senyum-senyum terus.

Tidak lama kemudian, kali ini tiba-tiba ndaru muncul langi di langit Desa Karanglo dan kemudian jatuh ke arah selatan, yang itu berarti ke arah rumah Parto membuat Arman jadi kaget bukan alang-kepalang.

Arman nyaris tak percaya keajaiban isyarat alam itu begitu cepat berpindahnya dan sangat nyata di depan matanya.

Seiring turunnya ndaru jatuh ke rumah Parto, Arman kini merasakan ada sekelebat orang-orang bergerak begitu cepat lewat di belakang dirinya. Arman cepat-cepat melirik tapi tidak tampak, betapa orang-orang itu bergerak sangat cepat.

Di belakang dirinya kini sudah tidak ada apa-apa lagi, selain angin malam yang begitu dingin terasa semakin membekukan tulang-belulangnya.

Arman merasa curiga kalau mereka yang berkelebat begitu cepat itu sangat terlatih dan akan melakukan serangan fajar di malam H pencoblosan. Sungguh, Arman penasaran dan segera saja akan bertanya pada penjaga kedai kopi. Tapi, tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah benda begitu keras mengenai lehernya hingga Arman pun langsung pingsan.
***

BEGITU siuman dari pingsan, Arman tiba-tiba sudah di tempat lain yang begitu asing. Ya, Arman sudah tidak lagi di kedai kopi, tapi diculik anak buah Bardah ke sebuah tempat yang sangat dirahasiakan.

Lihat juga...