TNI AL Usir Kapal Yatch Colona II dari Perairan Balikpapan

Speed Boat TNI AL Kawal Kapal Yatch Meninggalkan Perairan Indonesia [Foto:CND]
CENDANANEWS (Balikpapan) – TNI Angkatan Laut mengusir Kapal sebuah kapal yang berasal dari Thailand, Yacth Colona II yang bersandar di perairan kota minyak Balikpapan, karena tidak memiliki surat jalan untuk memasuki perairan Indonesia. Kapal tersebut telah bersandar di perairan Balikpapan selama tiga hari.
”Kapal Yacth ini harus meninggalkan dan kami paksa untuk pergi dari perairan Balikpapan karena mereka tidak memiliki surat jalan untuk memasuki perairan Indonesia,” ungkap Kepala Posal TNI Angkatan Laut – Sarjono, Kamis (9/4/2015).
Disebutkan, selain tidak ada izin, Balikpapan merupakan kawasan vital nasional namun tidak memiliki dermaga marina serta daerah tersebut bukan tujuan wisata untuk yacht.
Kapal mulai meninggalkan perairan Kampung baru kota Balikpapan pukul 09.00 Wita dan dikawal langsung oleh tim TNI Angkatan laut, dengan menggunakan 2 unit speedboat kapasitas 6 penumpang.
“Kapal meninggalkan perairan Kampung Baru Kota Balikpapan usai mengisi perbekalan, kemudian melanjutkan perjalanan ke Filipina,” ulas Sarjono.
Dijelaskan, kapal layar bertiang ganda berukuran lebih kurang panjang 20 meter, lebar 5 meter dan tinggi geladak 2,5 meter ini diawaki Kapten Freddy Storheil berkebangsaan Norwegia dan dua pria Amerika Serikat, David Blaibe Cameron pensiunan tentara dan David Michael Nelson pensiunan Pemadam Kebakaran, semula kapal hendak melambung ke laut China Selatan. Cuaca buruk menuntutnya untuk menyusuri laut Kalimantan. 
“Kapal ini belayar dari Thailand menuju ke Philipina, namun karena cuaca buruk mereka terpaksa bersandar di perairan Indonesia,” sahutnya..
Dia menerangkan, kapal merapat di perairan Kampung Baru pada Sabtu (4/4/2015). Keberadaannya diketahui melalui kegiatan patroli petugas. 
“Kami koordinasikan dengan imigrasi ternyata tidak ada izin,” ujarnya. 
Sejak saat itu kapal langsung masuk dalam pengawasan dan hanya dibolehkan buang sauh di depan pos. Petugas pun memasok perbekalan yang dibutuhkan lantaran kru kapal tidak diperkenankan turun ke darat. Di antaranya air bersih. Termasuk berinisiatif memberi makanan tradisional Indonesia. 
“Kami beri nasi padang dan mereka suka. Pisang goreng juga mereka suka,” jabarnya. 
Sebagai cenderamata, kru kapal dihadiahi tshirt motif dan kain khas Kalimantan. Tshirt bermotif dayak warna orange langsung dikenakan ketiganya di hari terakhir berlabuh di perairan Kampung Baru.
Berdasarkan data yang dilansir, pengusiran kapal yatch dari perairan Balikpapan juga terjadi tahun 2013. Dengan 2 unit kapal sekaligus. Saat itu, 2 kapal berbendera Hong Kong dihalau keluar Patroli Keamanan Laut. Kapal datang dari Hong Kong tujuan Balikpapan untuk berpesiar, namun tidak memiliki Clearance Approval to Indonesian Territory (CAIT).

———————————————————-
Kamis, 9 April 2015
Jurnalis : Ferry Cahyanti
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...