Sastrawan AM Lilik Agung Terbitkan Kumcer “Ada Asmara di Yogya”, Ini Kata Irjen Pol Tono

Dalam perspektif  Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, SE, MM, cerpen-cerpen AM Lilik Agung menarik karena ia mendudukkan diri sebagai warga negara dunia.

“Kisah fiksinya berinteraksi dengan ragam manusia di berbagai belahan dunia sehingga mampu mengaduk-aduk perasaan,” ujar Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, SE, MM.

Hal itu pulalah yang menjadikan cerpen-cerpen sastrawan AM Lilik Agung sangat bernilai alternatif.

Di mata Prof. Drs. Anwar Sanusi, Ph.D sebagai narasumber terakhir, fiksi yang ditulis AM Lilik Agung juga mempunyai daya jelajah memikat hingga menembus batas generasi.

“Bisa masuk ke selera generasi milenial dan  Gen Z,” pungkas Prof. Drs. Anwar Sanusi, Ph.D.

Buku kumpulan cerpen Ada Asmara di Yogya karya AM Lilik Agung. Foto: Satmoko

 

Buku Ada Asmara di Yogya ini adalah buku fiksi kelima sastrawan AM Lilik Agung yang kesemuanya bernilai fenomenal dan monumental, setelah Manusia Urban, Starbucks Coffee Suatu Senja, Orang-orang Kampus, dan Awan. 

Cerpen-cerpen yang ada di buku ini memang pernah dimuat di berbagai media massa misalnya Kompas, Media Indonesia, Republika, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Solopos dan Majalah Hidup.

Di mata penulis buku J. Sumardianta, kemunculan AM Lilik Agung sebagai sastrawan cukup mengejutkan.

Penulis buku J. Sumardianta memberikan apresiasi atas terbitnya buku Ada Asmara di Yogya. Foto: Satmoko

“Saya terkejut dan senang karena kenal dengannya juga menjadikan saya bisa menulis buku macam-macam,” tutur  J. Sumardianta.

Lihat juga...