Ibaruri dan Ade Irma masih terlelap. Agaknya nanti harus berhenti istirahat di rumah makan di kawasan terpencil. Untuk mengusir kantuk, kuputar sebuah lagu aktifisme bernuansa pop kolosal.
Kasih sayang kuberikan
Kepada dirimu
Rasa cinta yang telah hadir
Sekejap hilang oleh pusaran waktu
Gerimis menderas malam ini
Dingin hingga telapak kaki
Keserakahan kekuasaan
Hilangkan paksamu
Bahagiaku kau hempaskan
Kau hempaskan bersama laguku
Kala malam telah sepi
Terhimpit aku di sini
Di jalan yang penuh duri
Di saat kau telah pergi
Ke manakah aku harus mencari
Dan di mana
Di mana engkau kini
Ke manakah aku harus mencari
Dan di mana
Di mana engkau kini
Gerimis menderas malam ini
Dingin hingga telapak kaki
Bunga-bunga yang telah mekar
Kau paksa layu
Berguguran berjatuhan
Oleh angin yang menyapu
Kala malam telah sepi
Terhimpit aku di sini
Di jalan yang penuh duri
Di saat kau telah pergi
Ke manakah aku harus mencari
Dan di mana
Di mana engkau kini
Ke manakah aku harus mencari
Dan di mana
Di mana engkau kini
Ke manakah aku harus mencari
Dan di mana
Di mana engkau kini
“Kemanakah” – Usman and The Black Stone, Fajar Merah
Bantul, 20 Januari 2025
Akbar AP, mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta