Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 27/06/2025 – 1 Muharram 1447 H.
Hijrah adalah peristiwa pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Terjadi tahun 622 Masehi. Nabi Muhammad keluar dari Mekkah pada malam hari 27 Shafar. Tiba di Quba (dekat Madinah) pada 8 Rabi’ul Awwal. Masuk Madinah pada 12 Rabi’ul Awwal. Bukan pada bulan Muharram.
Perpndahan itu dilatari kondisi sosial, politik, dan spiritual yang kompleks. Nabi dan sahabat semakin ditindas kaum Quraisy Makkah. Muslimin disiksa secara fisik, ekonomi, dan sosial. Bilal bin Rabah disiksa berat, Sumayyah dibunuh. Nabi Muhammad Saw. sempat hendak dibunuh beberapa kali.
Tahun itu juga tahun duka cita bagi Rasul. Abu Thalib (paman Nabi & pelindungnya) wafat. Khadijah (istri & penyokong moral/finansial) wafat. Akibatnya perlindungan terhadap dakwah Nabi melemah drastis. Makkah menjadi semakin berbahaya bagi Nabi.
Ada penolakan penduduk Thaif kepada Nabi Muhammad, Saw. Adanya sambutan penduduk Yatsrib (Madinah) terhadap Rasul. Adanya perintah Hijrah dari Allah Swt (“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberi tempat yang baik kepada mereka di dunia”: QS. An-Nahl: 41). Adanya rencana pembunuhan terhadap Rasul melibatkan semua Kabilah Makkah.
Lantas kenapa bulan Muharram dikaitkan dengan hijrah. Bulan di mana kini banyak dipenuhi pesan terkait spirit hijrah?. Sementara Rasulullah Muhammad Saw., tidak hijrah pada bulan Muharram?
Latar belakangnya pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sistem kalender Islam hendak disusun. Para sahabat sepakat menjadikan tahun hijrah Nabi sebagai patokan tahun pertama kalender Islam. Disepakati pula bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender baru itu.