Pentingnya Penegakan dan Edukasi PCBs di Indonesia
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Kejadian ini kemudian dikenal sebagai insiden “Kanemi Yusho”, yang penamaannya mengikuti nama perusahaan “Kanemi Company” yang memproduksi minyak beras yang diketahui terkontaminasi senyawa PCBs.
Tercatat juga sebanyak 1.843 kasus dengan gejala penyakit yang sama dengan insiden Yusho terjadi pada akhir tahun 1979 hingga 1980 di wilayah Taiwan Tengah. Kasusnya ditemukan terjadi pada kelompok usia 11 hingga 20 tahun.
Selain itu, terjadi kasus hiperpigmentasi atau bercak gelap kulit pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkontaminasi PCBs.
Sementara di Irlandia, kasusnya sedikit lebih ringan, dimana PCBs ditemukan pada sampel daging domba yang disembelih untuk dijual. Temuan ini menyebabkan dilakukannya penyelidikan secara intensif oleh otoritas negara tersebut.
“Ketiga contoh tersebut mengkhawatirkan kita semua karena membuktikan bahwa PCBs dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan,” ungkap Vivien.
Bahan PCBs banyak diaplikasikan pada peralatan listrik antara lain cairan dielektrik, transformator, kapasitor, serta alat-alat rumah tangga seperti oven microwave, pendingin udara, motor listrik, rangkaian elektronik elektro magnet, tombol listrik, pemutus arus listrik otomatis, pompa vakum, kabel listrik bahkan pada tinta, pelumas, cat dan aspal.
PCBs hanya bisa terdeteksi keberadaannya melalui prosedur dan uji laboratorium dengan spesifikasi khusus. Pencemaran air, tanah dan udara oleh PCBs dapat terjadi karena adanya kesalahan penanganan yang tidak sesuai prosedur dan protokol saat melakukan perawatan peralatan yang mengandung dan atau terkontaminasi PCBs pada industri.