Diplomasi Geopolitik Prabowo-Putin

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 11/12/2025

 

Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia mengundang beragam spekulasi. Khususnya agenda geopolitik Indonesia. Presiden Prabowo bertemu Presiden Vladimir Putin di Kremlin pada Desember 2025.

Pertemuan tingkat tinggi ini terjadi hanya beberapa hari setelah Prabowo lawatan ke Pakistan. Berlangsung pada saat Indonesia menghadapi rangkaian bencana hidrometeorologi besar di berbagai wilayah. Waktu, urutan lawatan, dan konteks regional membuat kunjungan ini mengandung bobot strategis. Tidak dapat dibaca sebagai sekadar diplomasi rutin. Melainkan memiliki agenda berlapis.

Kunjungan itu berlangsung di tengah naiknya pula tensi keamanan kawasan Pasifik. Menyusul perjanjian pertahanan baru Australia–Papua Nugini (PNG). Berikut munculnya usulan zona penyangga di perbatasan Papua–PNG. Pembacaan kunjungan Presiden Prabowo ke Moskow memerlukan pendekatan geopolitik komprehensif.

Beberapa bulan terakhir, Canberra dan Port Moresby menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan. Tujuannya memperkuat kapasitas keamanan PNG. Sekaligus memungkinkan Australia memberi respons cepat terhadap gangguan keamanan di PNG.

PNG kemudian mengajukan gagasan pembentukan buffer zone. Zona penyangga 10 km di sepanjang perbatasan dengan Papua. Tidak boleh dimasuki pasukan. Usulan ini dipandang sensitif oleh Indonesia. Berpotensi menyentuh isu dasar kedaulatan dan pengaturan militer di wilayah Papua.

Interaksi Australia–PNG bukan hanya urusan bilateral dua negara itu. Melainkan terkait langsung dengan persepsi ancaman Indonesia. Dalam teori security dilemma, peningkatan kapabilitas satu aktor dapat dipersepsi sebagai ancaman oleh aktor lain. Bahkan jika motifnya defensif.

Lihat juga...