Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, program perlinsos dapat membantu daya beli masyarakat karena targetting program makin baik, yakni hampir semua rumah tangga di bottom 40 persen menerima minimal satu bantuan.

Daya beli masyarakat meningkat tercermin dari perkembangan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), yang tercatat meningkat dari 0,13 persen (mtm) pada April 2021 menjadi 0,32 persen (mtm) pada Mei 2021.

Sinyal penguatan daya beli masyarakat juga tercermin dari pertumbuhan signifikan pada peredaran uang kartal serta uang beredar M1 dan M2.

Menjelang lebaran, uang kartal meningkat pesat 15,32 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 11,3 persen.

Uang beredar M1 meningkat 17,4 persen (yoy) pada April 2021 dibandingkan periode sama 2020 sebesar 8,4 persen dan M2 meningkat 11,5 persen (yoy) pada April 2021 dibanding periode sama tahun lalu 8,6 persen.

Pemulihan kepercayaan masyarakat ini mendorong perbaikan permintaan domestik yang direspons positif oleh industri, dengan meningkatkan aktivitas produksinya.

Hal itu terlihat dari PMI Manufaktur yang terus meningkat ke level 55,3 pada Mei 2021, atau naik dari posisi 54,6 pada April 2021, sehingga mencatat rekor survei tertinggi baru selama tiga bulan berturut-turut.

Hasil survei LPEM FEB Universitas Indonesia dan Lembaga Demografi turut mencatat intervensi PEN membuat mayoritas responden dapat bertahan, bahkan 29 persen mengalami peningkatan omzet dan 26 persen mengalami peningkatan keuntungan.

Sementara hasil survei PEN oleh Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu pada 2020, menyatakan 95 persen responden mengaku insentif perpajakan dinilai bermanfaat bagi wajib pajak (WP).

Lihat juga...