Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi

Sekaligus pengurangan angsuran PPh 25 Rp19,71 triliun, pengembalian pendahuluan PPN Rp4,43 triliun, penurunan tarif PPh Badan Rp6,53 triliun, PPN tidak dipungut KITE Rp0,004 triliun, serta carry over DTP tahun 2020 Rp0,88 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan pemerintah akan terus memonitor berbagai kendala yang muncul dalam proses realisasi program PEN tersebut.

Presiden Joko Widodo pun menekankan akselerasi program PEN harus dipercepat dan tepat sasaran, seiring realisasinya berjalan lambat, yakni baru Rp219,65 triliun atau 31,4 persen dari pagu tahun ini per 11 Juni 2021.

Desakan akselerasi program PEN terus digaungkan, mengingat konsumsi masyarakat sangat bergantung pada stimulus pemerintah, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal selanjutnya.

Terlebih lagi, 2021 merupakan tahun percepatan pemulihan ekonomi nasional sehingga realisasi belanja harus dipercepat dengan tidak melupakan ketepatan, efektivitas maupun efisiensi penggunaan anggaran.

Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini dapat mencapai 7 persen, setelah empat kuartal terakhir selalu berada di level negatif, yaitu salah satunya melalui percepatan belanja program PEN.

Perkembangan PEN

Pelaksanaan program PEN dinilai oleh beberapa lembaga dan ekonom berhasil dalam mengurangi dampak pandemi, baik pada masyarakat maupun korporasi dan usaha.

Lembaga kajian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menilai program PEN sangat membantu perbaikan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

“Kalau kita lihat dari perspektif seperti ketahanan masyarakat, ketahanan usaha, dan ketahanan ekonomi, maka program PEN sudah sangat membantu,” kata Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah.

Lihat juga...