KRAPYAK

CERPEN EKO SETYAWAN

Tak berselang lama, dalam pejam matanya, datang sosok kakaknya yakni Raden Mas Kentol Kejuro atau orang-orang menyebutnya Pangeran Puger. Kakaknya adalah orang yang serakah dan sempat mencoba memberontak ke Mataram, padahal dirinya sudah bergelar Adipati Demak. Pada saat itu, Mataram dan Demak harus saling serang demi harga diri. Ia tahu benar jika kakaknya itu masih belum terima jika dirinya dinobatkan sebagai raja. Tapi apa boleh buat, kadang nasib dan takdir bukan diri sendiri yang menentukan, melainkan atas suatu kehendak yang tak bisa ditolak. Terpaksa ia menangkap kakaknya dan mengasingkannya ke Kudus, tapi tidak dibunuh dengan alasan masih menghargai kakaknya.

Setelah kakak, adik sendiri pun tak luput diselimuti kedengkian. Pangeran Jayaraga menyerang Mataram, tapi tangan Raden Mas Jolang terlampau suci untuk bertempur melawan adik kandungnya. Hingga akhirnya, ia mengutus adiknya yakni Pringgalaya untuk melawan dan membuang Jayaraga ke Masjid Waru di selatan pulau Jawa yakni di pulau Nusakambangan. Tempatnya tak jauh dari Mataram agar bisa diawasi.

Raden Mas Jolang lantas membuka matanya. Ia agak terguncang dan tegang. Tidak mampu memahami kenapa pikiran-pikiran tentang masa lalu menyelimuti pikirannya. Ia pun kembali menatap langit dan dadanya gelisah. Dirinya memutuskan untuk mengambil gandewa dan mengamati lagi gerak-gerik menjangan. Tak lama setelahnya apa yang ia tunggu tiba. Seekor menjangan jantan yang cukup besar dengan tanduk bercabang yang begitu gagah.

Akan tetapi, kali ini Raden Mas Jolang tak memposisikan diri seperti sebelumnya. Ia tak menahan napas dalam menarik anak panah. Lar juga tidak melengkung dengan sempurna dan ia melepaskan begitu saja anak panahnya dari tali kendheng. Lagi-lagi bidikannya meleset. Tapi sang menjangan mengetahui adanya ancaman dan anehnya tidak langsung meninggalkan para pemburunya melainkan menatap pemburu yang mengancam nyawanya. Menjangan itu tiba-tiba berlari ke arah Raden Mas Jolang sementara pada abdi terlambat menyadari ancaman itu. Menjangan jantan itu menunjukkan kegagahannya dengan berlari lantas menanduk dada Raden Mas Jolang dan seketika itu juga dirinya terkapar tak berdaya. Ia mati di sana. Di hutan Krapyak. Tempat di mana ia memperoleh senjata dan biasanya membantai hewan buruannya. Namun pada akhirnya, di hutan Krapyak pula ia harus meregang nyawa. ***

Lihat juga...