Menelisik Misteri Dua Buku Noorca M Massardi

RESENSI BUKU

OLEH SATMOKO BUDI SANTOSO

 

Di usia 70-an tahun penyair Noorca M Massardi tetap produktif.

Ini fakta historis dan juga fakta estetik yang tak terbantahkan. Asli.

Satu buku kumpulan puisi Noorca berjudul Bali Lelungan (Firaz Media Publisher, 2024) telah terbit dan sebiji lagi kumpulan puisi menyusul kemudian berjudul 71 Kata Cinta Kota (Firaz Media Publisher, 2025).

Meskipun dunia karya sastra adalah dunia penuh penafsiran dan terselubung misteri, namun dari kedua buku Noorca tersebut sudah menyampaikan pesan yang cukup jelas: membentangkan catatan mengenai peran puisi sebagai perekam perjalanan dari kota satu ke kota lainnya.

Pada buku Bali Lelungan, Noorca menempatkan puisi untuk merekam banyak peristiwa kebudayaan yang ada di Bali.

Sampul buku Bali Lelungan. Foto: Istimewa

 

Sebagaimana banyak penyair lain mendudukkan peran puisi sebagai pencatat narasi perjalanan berperspektif kultural.

Noorca pun mencatat banyak peristiwa budaya menarik yang bisa diringkus padat, dialih-mediakan dalam bentuk puisi.

Misalnya obyek yang terkait dengan dan juga dijadikan judul tiap puisi, yaitu Tanah Lot, rangda, barong, melasti, Kintamani, pura, Ngurah Rai, pelebon, Uluwatu, Legian, Kuta, Sanur, Ubud, bedulu, puri, dan lainnya.

Puisi tentang Bali pun menjadi seolah perempuan penurut yang tertekuk lemas tak berdaya dalam pelukan strategi puitik yang ditempuh Noorca.

Dalam puisi berjudul Pura misalnya, dapat dijumpai betapa mudahnya Noorca mencatat momen tertentu.

Pura yang menjadi representasi roh terdalam dalam kultur masyarakat Bali itu bisa menghadirkan rekaman ingatan berupa puisi naratif yang tersuguhkan secara menggemaskan.

Lihat juga...