KRAPYAK
CERPEN EKO SETYAWAN
“Silakan kalian dirikan beberapa pos dagang di wilayahku, tapi kumohon jangan mengganggu ketentramanku,” kata Raden Mas Jolang pada Gubernur VOC yang belum sempat ia kenali namanya.
Akhirnya Raden Mas Jolang merelakan VOC masuk ke wilayahnya dan mendirikan pos perdagangan yang cukup sentral di pesisir utara Jawa. Karena hal itulah, keresahan tak terperi menimpanya. Panahnya luput dan menjangan yang ia incar melarikan diri. Raden Mas Jolang mencoba menenangkan pikirannya lagi. Ia menghela napas panjang. Mencoba mengembalikan konsentrasinya di bawah keteduhan hutan Krapyak. Ia menatap langit yang sebenarnya sia-sia karena dipenuhi rindangnya pohon dan hanya tampa cahaya yang menyelinap di antara lebatnya dedaunan.
Ia mengambil anak panahnya yang luput lantas bergerak mencari tempat yang pas untuk mengicar menjangan. Ia bersandar di sebuah pohon besar bersama beberapa abdi kepercayaannya. Lantas membenarkan kembali posisi gandewanya dan memegang cengkolak dengan erat. Seekor menjangan terlihat melintas dan berjalan tenang tak jauh dari posisi rombongan. Raden Mas Jolang lantas mengincar kembali menjangan dan memposisikan diri dengan nyaman.
Raden Mas Jolang mengulangi bidikannya serupa apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Menata posisi anak panah, mengapit nyenyep, menariknya dan diletakkan tepat pada tali kendheng sembari menarik napar, lar pun melengkung sempurna dan tangannya bergerak mengikuti arah gerak dari menjangan. Namun sebelum ia sempat melepas anak panahnya, pikiran lain menghinggapi kepalanya.
Ia tiba-tiba mengingat kejadia tiga belas tahun silam ketika tak berdaya menghadapi Adipati Pragola, yang tak lain pamannya sendiri, di Pati. Saat itu, dirinya harus tertatih-tatih dan seperti tak memiliki kekuatan apapun ketika berada di hadapan adik ibunya itu. Dadanya sesak bukan main, ketika harus mengerahkan segala kemampuannya demi terjalin kembali antara Mataram dan Pati dan hasilnya jauh dari apa yang ia harapkan. Ia pingsan. Untuk saja Adipati Pragola masih berbelas kasih pada anak kakaknya sehingga Raden Mas Jolang masih tetap hidup.