KRAPYAK

CERPEN EKO SETYAWAN

Dengan penuh takzim, Mpu Wardana sumringah mendengar saran dari Raden Mas Jolang. Pikirannya semakin terbuka dan arahan dari Raden sangatlah jelas. Bahwa bahan gandewa beserta anak panahnya akan ia peroleh dari kayu di hutan Krapyak. Berangkatlah ia menuju hutan di barat daya keraton itu. Dengan penuh keyakinan dan gambaran yang jelas dari Raden Mas Jolang, ia pun akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu selapan hari dan menyerahkannya pada Raden di keraton.

Gandewa itu pun menjadi senjata yang digandrungi oleh Raden Mas Jolang karena sangat cocok dengannya. Mulai dari bahan gandewa yang terdiri dari cengkolak7, lar, dan tali kendheng begitu padu. Cocok dan sesuai dengan dirinya. Alhasil, ia pun menggunakannya gandewa lengkap dengan anak panahnya setiap kamis wage dan minggu legi dan diawali dengan puasa mutih sehari sebelumnya demi menemukan ketenangan ketika hendak berangkat dan juga ketika sedang berburu di tengah hutan Krapyak.

Pada hari di mana untuk pertama kalinya Raden Mas Jolang gagal mengenai menjangan sasarannya, tepat pada hari minggu legi tahun 1913, pikiran Raden Mas Jolang melayang tak tentu arah. Ia dilanda kegelisahan pasca tak mampu menaklukkan Surabaya dan hanya mampu memperlemah perekonomian di sana. Tapi di sisi lain, dirinya begitu takut pada VOC dan merasa begitu bersalah karena telah menyerang musuh terkuat Mataram yang ia pegang.

Dua bulan sebelum berangkat ke Krapyak, dirinya sempat menjalin hubungan dengan VOC dan mengizinkan pihak Belanda untuk mendirikan pos perdagangan di wilayahnya. Hal itu tak lebih dari sebuah upaya untuk menenangkan VOC agar Mataram tidak diserang balik dan sebuah upaya meminta maaf.

Lihat juga...