Pakan Alternatif Solusi Pelaku Usaha Budidaya Ikan dan Unggas
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Kebutuhan pakan jadi faktor penentu produktivitas budidaya ikan dan unggas di Lampung Selatan. Untuk menekan pengeluaran, warga Lampung Selatan, Lampung memilih pakan alternatif, yang selain mudah diperoleh juga mampu menghemat biaya.
Krismanto, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut jenis pakan yang digunakan berupa buatan dan alami. Memiliki empat kolam ikan gurame dan lele kebutuhan pakan kerap habiskan biaya yang besar.
Pakan buatan jenis pelet sebutnya bisa menghabiskan biaya rata-rata Rp500 ribu persiklus budidaya. Rata rata persak ukuran 20 kilogram dibeli mulai harga Rp260.000 menyesuaikan ukuran.
Pemberian pakan rutin diberikan selama tiga kali. Ikan lele jenis mutiara maksimal bisa dipanen usia 75 hari hingga 90 hari. Memelihara sebanyak 1.000 ekor ia bisa memanen sekitar 10 kuintal dengan proses sortir. Sementara ikan gurame bisa dipanen saat usia enam bulan.
“Kebutuhan pakan jadi faktor utama untuk pembesaran ikan namun saya gunakan pakan alternatif berupa daun pepaya, daun talas, bekatul dan juga limbah sayuran dari pasar. Cara tersebut bisa menghemat pembelian pakan pabrikan,” terang Krismanto saat ditemui Cendana News di rumahnya, Selasa (6/10/2020).
Pakan alternatif mengurangi sekitar 30 persen biaya pakan buatan. Pakan ikan alternatif untuk ikan gurame lebih mudah diperoleh. Selain daun talas ia menanam pepaya yang sangat disukai gurame dan ikan lele.
“Ikan lele dan gurame yang dibiasakan mengonsumi pakan bervariasi akan menghemat pengeluaran,” cetusnya.
Selama membudidayakan ikan lele dan gurame ia menyebut harga ikan tetap stabil. Pelanggan tetap ikan lele sebagian pengepul yang akan menjualnya ke pemilik usaha kuliner pecel lele dan warung makan. Pada level pembudidaya lele dijual Rp18.000 dan gurame Rp45.000 perkilogram.