Mahakarya Ibu Tien Soeharto dan Yayasan Harapan Kita

OLEH DONNA SITA INDRIA

Ibu Tien Soeharto sangat mengapresiasi setiap operasi jantung yang sukses. Beliau memberikan rekening Tabanas (Tabungan Nasional) yang merupakan bagian penting dari Gerakan Sadar Menabung yang juga dicanangkan pemerintahan Presiden Soeharto.

Salah satunya pada 28 Maret 1991. Seperti kepada pasien lainnya pada peringatan tertentu, Ibu Tien memerintahkan pemberian Tabanas untuk pasien jantung ke 2.000.

Banyaknya pasien membuktikan kejelian visi Ibu Negara yang sejak jauh hari menyadari perlunya membangun rumah sakit khusus ini.

Prestasi kedua rumah sakit ini mengundang keinginan para gubernur di provinsi padat penduduk agar Ibu Negara juga memberikan dukungan pengembangan teknologi serupa di rumah sakit-rumah sakit umum provinsi, yang dengan senang hati segera dipenuhi oleh Ibu Tien Soeharto.

Yayasan Harapan Kita menerapkan good corporate governance berupa transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran pada setiap institusi yang dikelolanya. Salah satu pelaksanaannya adalah meningkatkan layanan melalui program akreditasi di level nasional dan internasional.

Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti pada tahun 1998, manajemen RS Anak dan Bersalin dan RS Jantung dan Pembuluh Darah “Harapan Kita” yang sejak berdiri dikelola oleh Dewan Penyantun yang diketuai Ibu Tien Soeharto bersama Yayasan Harapan Kita dalam kerjasama dengan Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset dan Teknologi serta Gubernur DKI Jakarta, sepenuhnya dikembalikan kepada Pemerintah RI.

1989 – Membersihkan Dokumen Kurang Terawat

Awalnya hanya sebuah berita kecil di koran pagi yang tersaji di meja ruang keluarga Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta. Isinya, informasi mengenai pameran surat kabar di Perpustakaan Museum Pusat di kawasan Monumen Nasional.

Lihat juga...