Mahakarya Ibu Tien Soeharto dan Yayasan Harapan Kita

OLEH DONNA SITA INDRIA

Nama itu berarti anugerah Tuhan melalui suatu karya yang besar, diberikan Ibu Tien Soeharto sebagai rasa syukur mendalam atas kerja hebat tim dokter RSAB di bawah pimpinan Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja, SpOG. Setelah dewasa Nugroho menjadi ahli desain komunikasi visual.

Pada dekade 1970-1980, program Keluarga Berencana berslogan “cukup dua anak saja” sedang sangat populer. “Sehingga program bayi tabung Indonesia ini mendapat tentangan dari mana-mana,” cerita Prof. Dr. dr Sugiharto Subianto, SpOG(K) pada pertemuan yang membahas terobosan pertama teknologi Pre-Implatation Genetic Screening di RSB Bunda Jakarta, 2015 lalu.

Ibu Tien Soeharto berhasil mengajak masyarakat memisahkan antara program KB yang membatasi jumlah anak dengan keinginan banyak pasangan muda yang sulit mempunyai anak. Para ulama yang semula berbeda pendapat pun akhirnya tidak keberatan terhadap program ini selama sel sperma dan ovum berasal dari pasangan yang menikah secara sah.

Bayi tabung keempat ternyata kembar tiga, semuanya perempuan, lahir di RSAB “Harapan Kita” pada 27 Maret 1989 dari pasangan Ali Widjaya dan Ibu Tjiany Lay Tj Hoen. Bayi-bayi mungil itu juga mendapat namanya masing-masing dari Ibu Tien Soeharto yaitu Melati, Suci dan Lestari.

“Tanpa mengurangi hak kedua orangtuanya, saya memberikan nama ini,” tulis Ibu Negara dalam salah satu disposisinya yang tahun ini diterbitkan oleh Dr. Rusmono dalam buku berjudul “Serangkum Disposisi Presiden Soeharto dan Ibu Negara”.

Melati, selain nama bunga putih yang sangat harum, merupakan nama program bayi tabung itu sendiri, singkatan dari Melahirkan Anak Tabung Indonesia.

Lihat juga...