Mahakarya Ibu Tien Soeharto dan Yayasan Harapan Kita
OLEH DONNA SITA INDRIA
“Kehamilan mereka ini sangat berisiko karena bisa keguguran, lahir prematur, atau otaknya kurang berfungsi. Membesarkan anak kembar tiga juga memerlukan perhatian dan tanggung jawab besar, tapi nyatanya mereka tumbuh pintar dan cantik-cantik,” kata Prof. Sudraji yang sempat stres dihantui ketakutan bayi lahir cacat. Kini sudah ribuan bayi tabung lahir di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Tidak terbatas pada program bayi tabung. Kemampuan RSAB “Harapan Kita” menangani penyakit berat lainnya yang diderita anak atau ibu yang hamil dan melahirkan, menandai peningkatan pesat teknologi medis Indonesia di tangan dingin Ibu Tien Soeharto.
1985 – RS Jantung “Harapan Kita”, Value “Patients Fisrt”
Sepenuhnya Mbak Tutut sendiri memahami Ibundanya sebagai seorang visioner dengan berbagai gagasan yang mendahului zamannya. Termasuk gagasan dari nurani yang terketuk situasi dan kondisi yang meliputi masyarakat di tahun 1970-1980an, era awal kepemimpinan ayahandanya, Presiden Soeharto.
Begitu banyak yang harus dibenahi setelah peralihan kepemimpinan pemerintahan pada 1967. Termasuk penyakit jantung yang menjadi musuh terbesar masyarakat, karena telah menyebabkan jumlah kematian terbanyak kedua di Indonesia. Selain sulit diatasi dan mematikan, sakit jantung dapat menyebabkan penderitaan panjang.
“Pada waktu itu keinginan Pak Harto dan Ibu Tien sangat kuat untuk mendirikan rumah sakit jantung,” kenang Ibu Dani Bustanil Arifin, salah satu pengurus Yayasan Jantung Indonesia.
Di bawah payung Yayasan Harapan Kita, Ibu Tien Soeharto mengirim tim ahli yang diketuai dr. Sukaman, SpPD SpJP berangkat ke Houston, Amerika Serikat untuk bertemu dr De Bekey, ahli bedah jantung ternama. Mereka bicara tentang alih teknologi medis kedokteran.