Mahakarya Ibu Tien Soeharto dan Yayasan Harapan Kita
OLEH DONNA SITA INDRIA
“Jika TMII mengadakan acara selamatan, semua pemuka agama dari masjid, gereja, pura, vihara, kelenteng yang dibangun berdampingan dalam kompleks TMII maju bersama untuk berdoa,” kata Maulana Cholid. Direktur Operasional TMII ini menggambarkan nuansa Taman Mini Indonesia Indah yang tenang dan damai.
Rabu 17 Juni 1987, atas nama Yayasan Harapan Kita, Ibu Tien Soeharto menghibahkan seluruh kompleks TMII kepada Pemerintah RI. dan Presiden Soeharto memercayakan pengelolaannya dilaksanakan oleh para pengurus Yayasan Harapan Kita. Beliau berharap lokasi wisata ini dapat dikelola secara bisnis, sehingga Taman Mini Indonesia Indah bisa mandiri dan tidak memerlukan subsidi pemerintah.
1979 – RSAB, High Tech, High Touch
Empat tahun setelah peresmian TMII, bersama “Yayasan Harapan Kita”, Ibu Tien Soeharto kembali mempersembahkan karya nyata, sebuah rumah sakit besar yang sangat modern untuk bayi hingga kanak-kanak dan ibu hamil serta yang melahirkan.
“Ibu Tien mengantisipasi dengan cepat setelah Presiden menerima laporan jumlah kematian bayi yang cukup besar. Juga jumlah kematian ibu hamil pada saat melahirkan,” kenang Dr. Rusmono, dokter pribadi Presiden RI era 1983-1993.
“Baru ini satu-satunya di dunia,” kata direkturnya, Dr. Herman Soesilo, MPH. Rumah Sakit Anak dan Bersalin “Harapan Kita” menjadi unik karena yang pertama kali memadukan rumah sakit anak dengan rumah sakit bersalin.
Diresmikan Presiden Soeharto pada 22 Desember 1979, berbagai prestasi hebat lahir di sini melalui peningkatan teknologi kedokteran yang mendapat dukungan penuh dari Ibu Negara.
Berselang sepuluh tahun dari kelahiran bayi tabung pertama dunia di Inggris pada 1978, di RSAB “Harapan Kita” lahir bayi tabung pertama Indonesia pada 2 Mei 1988. Nugroho Karyanto, nama yang diberikan Ibu Tien Soeharto kepada bayi laki-laki pasangan Markus dan Chai Ai Lian ini.