Konspirasi Kolonial Global Melengserkan Pak Harto

OLEH NOOR JOHAN NUH

Noor Johan Nuh (Foto: Istimewa)

Empat langkah IMF ini membuat negara pasien tidak berdaya, sementara IMF mengambil keuntungan dengan memeras negara debitor. Langkah ini kemudian memicu instabilitas sosial politik di Indonesia, puncaknya pada Mei 1998, hingga akhirnya Pak Harto menyatakan berhenti sebagai presiden.

Peran IMF merekayasa krisis untuk menjatuhkan Pak Harto terbukti dalam pidato Michel Camdessus pada 9 November 1999, ketika ia mengundurkan diri sebagai Managing Director IMF.

Camdessus mengatakan bahwa apa yang dilakukannya di Indonesia memang dalam rangka menciptakan katalisator agar Pak Harto lengser.

We created the conditions that obliged Soeharto to leave his job,” kata Camdessus.

Pengakuan ini terang benderang menunjukkan bahwa IMF sejatinya bertujuan memporak-porandakan ekonomi Indonesia untuk melengserkan Pak Harto.

Mengenai 14 menteri yang mundur, plus Harmoko dan kawan-kawan, serta peran Mafia Berkeley berikut Amien Rais, Buyung Nasution yang hadir di gedung DPR bersama ribuan mahasiswa dan meneriakkan yel-yel menghendaki Pak Harto mundur pada 19 Mei 1998, mereka hanya sekrup kecil dari mesin besar “konspirasi kolonialisme global” yang ingin meluluhlantakkan perekonomian Indonesia dan melengserkan Pak Harto.

Radhar Panca Dahana menuliskan situasi pada waktu itu: “Namun ternyata ia malah dipunggungi, difitnah bahkan dikhianati dengan cara yang lebih menusuk dari Judas atau Brutus, seperti ditunjukkan oleh mundurnya 14 menteri dari Kabinet Reformasi bentukan Soeharto. Jenderal (penuh) Senyum itu akhirnya menjadi ‘Presiden Sepi’ karena bahkan tangan kirinya sendiri berkhianat pada dirinya.” ***

Lihat juga...