Ancaman Perang Dunia Akibat Proxy War Social Media

Perang social media ini tidak hanya terjadi pada situasi politik, melainkan sudah merambah ke berbagai sendi kehidupan sosial masyarakat. Setiap hari, kita melihat sendiri dalam android yang kita bawa ke mana-mana, semua isu pemerintahan maupun masyarakat, menjadi bahan untuk perselisihan dan perang urat syaraf yang tidak bisa terkendali lagi. Sebab, sebagian besar manusia di dunia, khususnya di Indonesia, sudah menjadi pengguna social media dan dunia maya.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah pengguna social media, khususnya Facebook terus meningkat. Berdasarkan laporan riset We Are Social dan Hootsuite yang dirilis di Linkedin pada 21 April 2017, Indonesia tercatat bertengger di posisi keempat negara dengan jumlah pengguna Facebook terbesar, yakni sekitar 111 juta pengguna aktif. Pun Jakarta sebagai ibukota Indonesia, masih merujuk pada laporan yang sama juga menduduki posisi ketiga kota pengguna Facebook terbanyak dengan jumlah sekitar 22 juta pengguna aktif.

Data di atas menunjukkan betapa besarnya penetrasi internet dan social media dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Fenomena tersebut pun mengandung sisi “positif” sekaligus “negatif”. Sisi positifnya adalah besarnya peluang baik bagi pemerintah maupun masyarakat Indonesia untuk mengembangkan perekonomian berbasis teknologi komunikasi. Adapun sisi negatifnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh bagian tulisan di atas, bahwa social media dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan provokatif dan hoax yang dapat memecah belah bangsa Indonesia. Perpecahan antar anak bangsa inilah yang kemudian akan berkembang menjadi perang proksi baik disadari atau tidak. Inilah yang disebut-sebut sebagai bahaya Proxy War.

Lihat juga...