Ancaman Perang Dunia Akibat Proxy War Social Media

Ancaman proxy war kedelapan, yaitu mengadu domba antar lembaga negara, misalnya adu domba TNI dengan Polri melalui berbagai cara, sehingga terjadi kekacauan serta mengganggu stabilitas. Hal ini merupakan ancaman nyata terhadap keamanan Indonesia.

Ancaman proxy war kesembilan, yaitu mencari dan mencipta calon pemimpin Indonesia di semua lapisan sedini mungkin, sehingga ke depan yang akan bertindak dapat dikendalikan asing, dan masih banyak lagi. Hal ini merupakan ancaman nyata terhadap kedaulatan politik Indonesia.

Kewaspadaan BIN dan Berbagai Langkah Pemerintah Menghadapi Proxy War

Ketika media sosial dimanfaatkan sebagai “alat” untuk memecah belah bangsa yang dapat berkembang menjadi perang proksi, juga disadari oleh Kepala BIN Budi Gunawan. Dalam salah satu kesempatan di Jakarta pada 14 Juli 2017, Budi Gunawan menegaskan bahwa ada upaya untuk melemahkan Indonesia melalui “operasi perang urat saraf (PUS)”. Operasi PUS merupakan operasi untuk menyebarkan informasi dan berita-berita menyesatkan atau hoax untuk mempengaruhi emosi, motif, dan cara politik yang pada akhirnya akan mengubah perilaku orang, kelompok, dan pemerintah. Adapun operasi PUS yang dimaksud memanfaatkan media sosial sebagai “roda penggerak utama”, mengingat jangkauan media sosial yang sangat luas sekaligus murah. Akhirnya, hampir seluruh lapisan masyarakat dapat terseret menjadi “korban” operasi PUS. Dan operasi PUS inilah yang menjadi bibit proxywar di Indonesia.

Efek kerusakan dari operasi PUS yang menggunakan media sosial pun tidak bisa dianggap remeh. Salah satu efek kerusakan tersebut, yakni begitu banyak penyebaran paham radikalisme, khususnya yang dapat mengarah pada terorisme melalui media sosial. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius bahwa perkembangan radikalisme dan terorisme sudah masuk melalui media sosial. Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun memberikan pernyataan yang senada, bahwa para pelaku berbagai kasus ledakan bom bunuh diri di Indonesia saat ini menggunakan Telegram (salah satu aplikasi media sosial) sebagai media untuk berkomunikasi.

Lihat juga...