Kebutuhan Bahan Bangunan Tinggi, Peluang Usaha Buruh Batu
LAMPUNG — Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggibesar Lampung Paket I Bakauheni-Sidomulyo terus dikerjakan d iantaranya proses pengerjaan pembersihan lahan (land clearing) beberapa bukit batu di wilayah Kecamatan Bakauheni.
Sebagian besar batu yang berasal dari proses pembersihan lahan tersebut dipergunakan untuk proses perkerasan proyek JTTS. Sementara sebagian dipergunakan oleh para pengusaha batu perseorangan untuk bahan bangunan pembangunan rumah dan sebagian digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan pedesaan.
Sohadi (39), salah satu warga Desa Totoharjo Kecamatan Bakauheni menyebut batu hasil pembersihan lahan dibeli oleh sang bos dengan sistem permobil dengan harga Rp400ribu dalam ukuran batu batu besar selanjutnya dilakukan proses pemecahan berbagai ukuran.
Bersama tiga rekan lainnya ia menyebut ratusan kubik batu dengan berbagai ukuran selanjutnya dipecah menggunakan alat bodem atau palu besar dengan sistem kerja perkubik batu yang dipecah pekerja pemecah batu memperoleh upah Rp30 ribu.
Selain mendapat upah sekitar Rp30 ribu per kubik dan dirinya rata rata bisa memecah batu ukuran satu kendaraan L300 sebanyak empat kubik dengan upah Rp120 ribu per mobil. Selain upah memecah ia mendapat upah muat saat batu yang dipecah akan dikirim ke pembeli dengan upah Rp25 ribu sekali muat.
“Sebelum ada proyek jalan tol susah memperoleh batu apalagi tidak memiliki alat berat tapi semenjak ada proyek pembuatan jalan tol batu batu sudah disiapkan di tepi jalan oleh bos batu dan kami tinggal memecahnya dengan sistem upahan,” terang Sohadi yang ditemui Cendana News tengah melakukan proses pemecahan batu di pinggir Jalan Lintas Sumatera Desa Hatta Kecamatan Bakauheni, Kamis siang (20/7/2017)