Diplomasi Geopolitik Prabowo-Putin

Kunjungan Presiden Prabowo itu masuk akal untuk menduga Indonesia ingin mengirim pesan strategis. Intensifikasi hubungan ke salah satu kekuatan besar dunia sebagai respons terhadap kedekatan Australia–PNG dan isu buffer zone.

Dalam politik internasional, simbolisme sering kali sama penting dengan substansi. Pertemuan tingkat tinggi dengan Rusia dapat dibaca sebagai bentuk signalling Indonesia memiliki berbagai opsi kemitraan strategis. Tidak akan diam melihat struktur keamanan kawasan berubah tanpa partisipasinya.

Kita bisa mencermati kunjungan itu dari berbagai perspektif teoritik.

Balance of Power (keseimbangan kekuatan) misalnya. Ketika aktor regional seperti Australia memperluas jejaring keamanan hingga ke perbatasan Indonesia, Jakarta berkepentingan memastikan tidak ada ketergantungan tunggal ke blok manapun.

Perspektif Security Dilemma. Aksi Australia–PNG mungkin dimaksudkan defensif. Namun dapat dipersepsi sebagai ancaman. Reaksi Indonesia berupa intensifikasi hubungan strategis dengan Rusia. Inilah dinamika spiral yang perlu dikelola secara diplomatis.

Perspektif Strategic Autonomy & Dual-use Technology. Kerja sama antariksa, nuklir, dan pertahanan. Memungkinkan Indonesia membangun kapasitas teknologi tinggi yang memperkuat otonomi jangka panjang.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia berlangsung dalam konteks sarat makna. Paling sensitif secara geopolitik adalah kemungkinan peningkatan kerja sama teknologi satelit atau fasilitas peluncuran di Papua. Jika arah itu benar, Indonesia bukan sekadar memperkuat pertahanan. Tetapi juga menegosiasikan ulang posisi strategisnya dalam arsitektur keamanan Indo-Pasifik.

Lihat juga...