Mengutamakan maslahat umat. “Jika diberi kedudukan, mereka menegakkan shalat, zakat, amar ma’ruf nahi munkar…” (QS. Al-Hajj [22]: 41). “Pemimpin adalah perisai, umat berlindung di belakangnya…” (HR. Bukhari, Muslim). Teori public interest orientation sejalan konsep kemaslahatan. Menekankan kebijakan, keputusan, dan tindakan pemimpin harus diarahkan untuk kepentingan publik (masyarakat luas). Bukan kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, atau elit tertentu.
Tidak tamak jabatan. “Akhirat itu bagi yang tidak menginginkan ketinggian di bumi…” (QS. Al-Qashash [28]: 83). “Jangan meminta kepemimpinan, jika engkau diberi karena meminta maka engkau akan dipikulkan…” (HR. Bukhari, Muslim). Authentic Leadership Theory sejalan dengan konsep itu. Memimpin karena panggilan (calling), bukan ambisi kekuasaan.
Kebinasaan pemimpin dzolim. “Ya Allah, siapa yang menyusahkan umatku, susahkanlah dia…” (HR. Muslim). Teori checks & balances. Pemimpin buruk akan ditolak rakyat.
Syura (musyawarah). Rasul bermusyawarah dalam perang Uhud meski berbeda pendapat (QS. Asy-Syura [42]: 38). Teori participative leadership & democratic governance sejalan dengan konsep itu.
Larangan zalim & hawa nafsu. “Jangan ikuti hawa nafsu…” (QS. Shad [38]: 26). “Manusia paling dibenci Allah adalah pemimpin zalim.” (HR. Ahmad, Tirmidzi). Prinsip teori ethical leadership: objektif, anti-abuse of power. Memiliki kesejalinan dengan ketentuan ini.
Menjamin kesejahteraan rakyat. Allah beri makan & aman (QS. Quraisy [106]: 3-4. “Imam adalah perisai, umat berlindung padanya…” (HR. Bukhari, Muslim). Teori welfare state leadership menekankan hal yang prinsipnya sama.