Presiden Soeharto dan Kutukan Mpu Gandring Reformasi

Oleh : Abdul Rohman

Tudingan itu menutup mata. Bahwa para dokter yang merawat Presiden Soekarno itu adalah team dokter kepresidenan. Dibentuk Presiden Soeharto secara resmi. Melalui SK. Bahwa presiden dirawat oleh dokter-dokter kredibel.

Soeharto juga dituding kudeta merangkak. Tudingan ini dilakukan dengan menutupi fakta bahwa PKI lah yang sebenarnya kudeta merangkak. Tahap pertama membunuh para Jenderal TNI AD untuk digantikan perwira yang pro PKI.

Tahap kedua membentuk Dewan Revolusi dengan mendemisionerkan Kabinet Dwikora. Menjatuhkan Presiden Soekarno dari jabatannya.

Soeharto, orang yang hampir keseluruhan hidupnya digunakan melawan penjajah dan kemudian membangun Indonesia itu. Dibuat hina dihadapan sejarah. Melalui pembunuhan karakter yang tiada henti.

Bahkan ketika ada koreksi publik atas kegagalan-kegagalan rezim paska reformasi. Secepat kilat ditudingkan semua itu sebagai dampak kelanjutan kesalahan pemerintahan Presiden Soeharto. Tidak ada kesalahan bangsa ini, kecuali ditudingkan kepada Presiden Soeharto.

Dua puluh lima tahun telah berlalu. Kini bisa dengan jelas kita saksikan. Tikaman senjata “pembunuhan karakter” yang dialamatkan kepada Presiden Soeharto itu telah menjadi kutukan bagi bangsa ini. Menjadi semacam kutukan keris Mpu gandring di era modern.

Saling melakukan pembunuhan karakter sudah biasa. Menjatuhkan satu sama lain dalam meraih tujuan merupakan hal lumrah. Di sebuah negara Pancasila. Negara yang peradabannya ber-Tuhan.

Situasi ini sulit kita saksikan di era orde baru. Era dimana diajarkan tepa selira melalui P4. Toleran antar satu dengan yang lain. Kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kini terjadi sebaliknya.

Lihat juga...