Presiden Soeharto dan Kutukan Mpu Gandring Reformasi

Oleh : Abdul Rohman

Ken Arok menjadi penguasa Singosari. Spiral konflik sebagaimana kutukan Mpu Gandring itu tidak terelakkan. Keris senjata mematikan membawa korban dari generasi ke generasi.

Terus apa hubungannya dengan Presiden Soeharto dan Reformasi?

Secara langsung tidak ada. Hanya optik historis untuk memotret realitas kehidupan bangsa Indonesia. Pada era reformasi. Khususnya spiral konflik yang terus menikam bangsa ini.

Presiden Soeharto diminta naik panggung kekuasaan untuk merehabilitasi Orde Lama yang porak poranda. Ekonominya, kehidupan politiknya, stabilitasnya, maupun kohesivitas sosialnya. Hyperinflasi sampai 650%. APBN Defisit. Terjebak ketergantungan pada impor pangan.

Setelah berhasil meredam kudeta PKI 1965, ia dikehedaki oleh bangsa ini untuk memimpin pembangunan kembali Indonesia.

Presiden Soeharto menjawab tantangan itu dengan pertama-tama membangun konsensus. Pancasila dijadikan muara dari semua tarik ulur diskursus paradigmatik tentang pembangunan bangsa. Presiden Soeharto menekankan bahwa pembangunan nasional adalah penjabaran Pancasila dalam semua seginya.

Ia cerdaskan rakyat Indonesia. Termasuk memahamkan rakyat tentang standar tinggi bernegara. Sesuai UUD 1945. Ia lakukan edukasi idiologi bangsa. Populer kala itu disebut P4.

Penataran-penataran P4 itu membuat rakyat sadar akan eksistensi bangsanya. Arah perjuangan bangsanya. Target-terget perjuangan yang harus dipenuhi bangsanya. Koridor-koridor yang harus ditaati dalam pembangunan.

Presiden Soeharto membawa Indonesia lepas statusnya sebagai negara miskin menjadi berkembang. Swasembada pangan terwujud. Melalui pembangunan bertahap berkelanjutan, Indonesia di ambang pintu memasuki negara Industri. Itu tahun 1997. Industri-industri strategis berbasis teknologi tinggi mulai produksi. PT. PAL, IPTN, Pindad, LEN, dll.

Lihat juga...