Presiden Soeharto dan Kutukan Mpu Gandring Reformasi

Oleh : Abdul Rohman

Presiden Soeharto juga dituding sebagai pelanggar HAM. Aksentuasinya pada peristiwa 1965. Ketika terjadi civil war antara masyarakat komunis dan non komunis.

Tudingan itu melupakan fakta. Bahwa panglima tertinggi kala itu adalah Presiden Soekarno. Panglima tertinggilah yang harusnya dipersalahkan. Jika memang ada unsur kesalahan negara berupa pelanggaran HAM. Tapi Presiden Soeharto yang disudutkan.

Tudingan itu gencar dilakukan oleh eks dan simpatisan komunis. Mereka lupa atau sengaja menutup mata atas penjelasan Presiden Soeharto kepada pers internasional. Ketika baru menjabat sebagai presiden pada tahun 1970-an dan berkunjung ke Prancis.

Presiden Soeharto mengakui bahwa ada kasus tahanan PKI tidak segera di proses hukum. Paska kudeta yang gagal tahun 1965 itu.

Dikarenakan rakyat sangat marah. PKI berbuat jahat kepada rakyat. Memperkosa, merampok. Sebagaimana disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh masyarakat. Tapi untuk diproses secara hukum, tidak cukup bukti.

Kalau dikembalikan ke kampungnya maka akan berhadapan dengan pengadilan rakyat. Anggota-anggota PKI itu akan dihabisi oleh rakyat yang marah.

Harusnya eks anggota dan simpatisan komunis menyadari, jika tanpa kebijakan penahanan. Maka keberadannya sudah terbunuh sejak lama. Tidak bisa menghirup udara segar sebagaimana saat ini.

Pembunuhan karakter terhadap Presiden Soeharto terus digelontor hingga lebih dua dekade. Melalui beragam media dan saluran informasi publik. Sangat masif.

Ada tudingan juga bahwa Persiden Soeharto memperlakukan Presiden Soekarno sangat kejam. Digambarkan Presiden Soekarno dirawat oleh dokter hewan. Informasi hoax itu sengaja digelontor. Dijejalkan ke publik secara gencar.

Lihat juga...