Tiba-tiba dia tak henti histeris, seperti orang yang kehilangan kewarasannya, dengan kondisi pakaiannya penuh bercak darah. Sementara di kampung itu juga ditemukan jasad seorang begal dengan luka dada terbelah.
Dilihat dari bekas luka itu, seperti luka karena Kapak Berduri. Kau yang waktu itu telah didaulat menggantikan Lentera Bumi gegas pergi ke kampung tersebut.
Suara angin terdengar menyisir dedaunan rimbun yang telah dibaluti tipis embun ketika kau melintasi perbukitan sunyi. Ketika kau sampai di kediaman Cakra Alam, dia tak lagi histeris karena tertidur.
Melihat keadaannya kau menduga memang seperti ada yang aneh. Pada saat Cakra Alam terjaga, kau membawanya ke ruang depan, lalu menanyainya. Namun lelaki tua itu tampak bingung, bahkan dia sendiri heran mengapa pakaiannya penuh bercak darah.
Cakra Alam juga tidak merasa melakukan pembunuhan terhadap siapa pun, juga tidak kepada begal itu. Kau memperhatikan sekeliling ruangan, tak kau lihat keberadaan kapak yang kau cari, namun kau merasa ruangan itu dipenuhi bau aneh.
Selama beberapa saat, kau hanya mengamati lelaki itu. Meski Cakra Alam tak mengaku, tapi karena di pakaiannya banyak bercak darah, akhirnya kau tetap memperkarakannya, dan meminta para pengawal untuk membawanya ke perguruan.
Karena kau tak menemukan keberadaan Kapak Berduri di kediaman Cakra Alam, kau tak ikut ke perguruan bersama mereka, tapi pergi melihat jasad begal itu.
Sampai di sana, kau memperhatikan irisan dari belahan daging di dada begal itu terlihat bentuk gerigi yang hal itu membuatmu yakin, luka itu disebabkan Kapak Berduri.
Melihat kenyataan itu akhirnya kau memutuskan bahwa Cakra Alam telah membunuh begal itu, dan menuduhnya menyembunyikan Kapak Berduri.