Pembalasan

CERPEN YUSTINUS YUAN DAN YUDITEHA

Cakra Alam tetap merasa tidak melakukan pembunuhan, tapi dia mengakui bahwa kapak itu memang dia sembunyikan tapi dia tidak ingin mengatakan di mana tempatnya. Karena itu kau memutuskan hukum penggal kepala bagi Cakra Alam.

Ketika Kapak Berduri ramai dibicarakan, Langit Jingga pun mendengar, bahkan ketika dia juga tahu bahwa ada orang yang akan dihukum penggal karena dakwaan pembunuhan dengan Kapak Berduri membuatnya penasaran, terlebih perihal Kapak Berduri yang membuat nama ayahnya disebut-sebut dalam perkara itu.

Karenanya Langit Jingga bertekad menemui lelaki tua itu dengan sembunyi-sembunyi pada malam sebelum eksekusi penggal esok paginya.

“Siapa kau, Nak?” Cakra Alam terkejut ketika mendapat kunjungan anak kecil.

“Saya anak Lentera Bumi.”

“Ayahmu orang baik. Mengapa kau menemuiku, Nak?”

Langit Jingga kemudian mengatakan bahwa dia percaya bahwa lelaki tua itu tidak benar-benar melakukan pembunuhan atas kesadarannya, meski begitu Langit Jingga juga yakin bahwa sebab kematian begal itu karena Kapak Berduri kepunyaan ayahnya.

“Mengapa kau begitu yakin?” tanya Cakra Alam.

Langit Jingga menjelaskan bahwa sehari setelah penobatan, ayahnya memperlihatkan Kapak Berduri itu kepadanya sembari menceritakan apa saja yang menyangkut perihal kapak itu.

Termasuk kemampuan kapak itu berkomunikasi dengan tuannya, dan pengaruh yang bisa ditimbulkan jika memiliki kapak itu.

“Kapak itu berada persis di bawah pintu depan rumah saya. Saya pendam di sana.”

Dengan diantar pemuda kampung, Langit Jingga berhasil menemukan Kapak itu. Dia memperhatikan kapak itu masih ada darah yang telah mengering di ujung-ujung geriginya yang terlihat seperti karat, tampak tidak tajam.

Lihat juga...