Karena Allah Ingin Dikenal

OLEH: HASANUDDIN

Dengan aksioma seperti itu, maka tidak ada satu makhluk pun yang tidak dapat diurai, sehingga semuanya dapat  dijelaskan. Sebaliknya, tidak ada satupun penjelasan yang dapat diperoleh tentang Tuhan, karena Tuhan tidak dapat diuraikan. Namun dengan mengetahui sisi-sisi kemakhlukan, dengan menguraikannya, baik secara unsuriah maupun secara maknawiah, maka akan diperoleh pemahaman tentang Tuhan, melalui kalimat penegasian, bahwa Allah berbeda dengan makhluk-Nya.

Demikianlah, kita dapat menyaksikan bagaimana Allah tengah memperlihatkan uraian-uraian dari susunan-susunan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, hingga ke level yang sangat halus, mikro, dalam ukuran nano, pada kasus Covid-19 yang sedang menjadi pandemi ini. Agar manusia, menyadari dan memahami bahwa, pertama, Allah swt tidak berhenti dalam mencipta; kedua, Allah menuntun manusia agar mempelajari ciptaan-Nya, agar manusia senantiasa menyadari bahwa Dialah yang telah mengatur, memelihara segala sesuatunya.

Sehingga kehadiran Covid-19 ini dari sisi agama sudah semestinya dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, bagi mereka yang beriman. Sehingga bertambahlah rasa syukur mereka atas nikmat Allah swt, berupa tambahan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh dari mempelajari Covid-19 ini, serta hal-hal yang terkait dengannya.

Namun sebaliknya bagi mereka yang ingkar kepada Allah, Covid-19 ini tidak lebih akan dipahaminya sebagai fenomena alam biasa, dan mereka akan menjawabnya dengan mencari cara untuk menghindari atau memusnahkannya. Sikap seperti ini, tentu tidak disukai Allah, karena Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan karena ada manfaatnya. Orang yang beriman akan berkata: “Rabbana ma khalaqta hadza bathilan, subhanaka faqinaa azaaban naar”.  (QS. Ali-Imran: 191).

Lihat juga...