Karena Allah Ingin Dikenal

OLEH: HASANUDDIN

MAHA Suci Allah, Zat Yang pada-Nya bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya.

SAR-COV2 atau Covid-19 dengan berbagai variannya, telah memicu perdebatan ilmiah di seantero jagad. Para ilmuan berlomba menemukan vaksin terbaik untuk mengatasi ekspansi penularannya. Sekalipun sepanjang sejarah peradaban manusia, kehadiran virus sejenis ini senantiasa ada, dan vaksin tidak pernah jadi solusi sempurna untuk mengatasinya.

Vaksin hanya sebatas menambah imunitas tubuh. Itu pun masih perlu diteliti dengan benar, apa betul vaksin yang menambah imunitas tubuh, ataukah proses alami dalam tubuh itu sendiri yang memungkinkan bertambah atau berkurangnya imunitas tubuh seseorang?

Kami tidak akan menjelaskan panjang lebar atas pertanyaan ini, di samping karena kami bukan virolog, dan awam terhadap emunologi, juga karena perbincangan perihal ini telah tersedia demikian banyak di berbagai platform media sosial, termasuk telah tersebar di berbagai jurnal ilmiah yang dapat di baca oleh siapapun yang punya minat mempelajarinya.

Kami hanya ini menggarisbawahi bahwa kemunculan Covid-19 ini telah mendorong kemajuan pengetahuan manusia dalam berbagai disiplin ilmu, terutama pada bidang kajian mikrobiologi, immunology, bakteribiologi, biomolekuler dan seterusnya. Semua bidang ilmu ini membahas hal-hal yang super halus, super kecil, dan tentu saja juga memicu pemanfaatan nanoteknologi dalam berbagai bidang sains.

Dalam pandangan Islam, ilmu adalah milik Allah swt, dan Allah mengajari manusia, atau memberi petunjuk-Nya kepada manusia guna mencari tahu apa-apa yang belum mereka ketahui. Sebagaimana firman-Nya “Yang Mengajari Manusia apa-apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Al-Alaq ayat 5).

Lihat juga...