Petani Garam di Gunung Kidul Setahun Berhenti Berproduksi

Ilustrasi - Petambak garam. -Ant

YOGYAKARTA – Petani garam di kawasan Pantai Dadapayam dan Sepanjang, Kabupaten Gunung Kidul, berhenti produksi sejak satu tahun karena terjadi kerusakan mesin pompa dan rendahnya omzet penjualan, sehingga tidak menutup biaya produksi.

“Kami sementara waktu berhenti produksi garam, karena terjadi kerusakan pada mesin pompa, sehingga suplai untuk bahan baku garam jadi terkendala,” kata Ketua Kelompok Petani Garam Dadap Makmur di Pantai Dadapayam, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Triyono di Gunung Kidul, Senin (15/3/2021).

Ia juga mengakui, selama pandemi Covid-19, permintaan garam di kelompoknya turun drastis. Selain itu, kondisi ini diperparah dengan angin kencang yang merusak terpal plastik pelindung petak-petak yang digunakan lokasi budi daya.

“Awalnya hanya mesin pompa, tapi karena tidak ada aktivitas produksi, maka terpal-terpal juga ikut rusak,” katanya.

Triyono mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kerusakan pompa dan berhenti beroperasinya produksi garam ke Dinas Kelautan dan Perikanan. Kelompoknya sudah kembali mendapatkan bantuan berupa mesin pompa dan terpal untuk memperbaiki kerusakan yang ada.

“Saat ini, anggota kelompok sudah memulai kerja bakti untuk menghidupkan kembali budi daya garam yang sempat vakum selama satu tahun. Kami targetkan di awal April sudah bisa kembali beroperasi,” katanya.

Untuk di awal-awal produksi lagi, ia berharap budi daya bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, sehingga hasilnya dapat dipasarkan ke masyarakat. Hanya saja, Triyono juga berharap ada perbaikan harga, sehingga petani tetap mendapatkan keuntungan guna meningkatkan kesejahteraan.

Lihat juga...