PT Timah Targetkan Kontribusi Tambang Laut, Naik
JAKARTA – PT Timah Tbk (Persero) menargetkan kontribusi tambang laut tahun ini bisa meningkat sebesar 11 persen dari sebelumnya, yang hanya 29 persen dari total produksi perusahaan secara keseluruhan.
“Saat ini kami berupaya meningkatkan kontribusi tambang laut, karena relatif mudah dikontrol dan tidak ada istilah tambang ilegal,” kata Direktur Keuangan PT Timah, Wibisono, di Jakarta, Senin (15/3/2021).
Dari 100 persen aktivitas penambangan milik emiten berkode saham TINS ini, sebanyak 71 persen berupa tambang darat dan 29 persen tambang laut.
Keputusan meningkatkan kontribusi tambang laut menjadi 40 persen merupakan siasat perusahaan untuk memaksimalkan produksi timah, karena maraknya aktivitas penambangan ilegal di darat.
Saat ini, jumlah tambang timah di darat yang dikelola masyarakat mencapai 50 persen, sedangkan 50 persennya lagi digarap perusahaan.
Pada 2020, jumlah produksi logam PT Timah mencapai 45 ribu ton dengan angka penjualan sebesar 55 ribu ton. Perusahaan menargetkan bisa memproduksi logam timah sebanyak 50 ribu ton tahun ini.
“Kami mengalami kesulitan dalam mengakuisisi biji timah dari tambang-tambang yang dikelola rakyat,” kata Wibisono.
PT Timah memastikan aktivitas penambangan laut tidak berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan, karena perusahaan tidak menggunakan bahan-bahan kimia saat mengambil timah dari laut.
Selain itu, aktivitas penambangan laut terletak di bawah 2 mil, sedangkan kegiatan menangkap ikan yang dilakukan para nelayan lokal berada di atas 5 mil. Perusahaan hanya mengambil material logam biji timah yang bercampur dengan pasir, setelah proses pemilahan usai, kemudian pasir itu dikembalikan lagi ke dasar laut.