Muatan Kapal Berkurang, Omzet Pelaku Usaha Transportasi Turun

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Muatan kapal penyeberangan di lintasan Bakauheni-Merak yang cenderung berkurang, menurunkan omzet bagi pelaku usaha tranportasi.

Warsa, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (DPC Gapasdap) Bakauheni memastikan dampak bagi operator pelayaran.

Sebagai pelaku usaha transportasi laut imbas paling besar pada volume muatan. Pada kondisi normal dalam satu perjalanan kapal atau trip bisa memuat sekitar 80 hingga 100 unit kendaraan campuran. Namun semenjak pandemi Covid-19 jumlah kendaraan yang menyeberang dalam satu trip maksimal 50 unit. Kondisi tersebut berlangsung sejak enam bulan terakhir.

Warsa mengatakan, saat ini ada sekitar 23 perusahaan pelayaran yang tergabung dalam organisasi Gapasdap. Sisanya sekitar 3 perusahaan pelayaran tergabung dalam Indonesia National Ferry Owners Association (INFA). Imbas berkurangnya muatan operator memilih mengurangi jumlah armada kapal yang dioperasikan.

“Pengusaha transportasi kapal ferry di lintasan Selat Sunda melakukan kalkukasi biaya operasional dengan income tidak sebanding sehingga jadwal pelayaran berkurang lebih banyak dilabuhjangkarkan imbas muatan berkurang terutama siang hari,” terang Warsa saat dikonfirmasi Cendana News di Pelabuhan Bakauheni, Selasa (13/10/2020).

Warsa menegaskan dalam kondisi normal pendapatan kotor operator pelayaran mencapai lebih dari Rp25juta. Namun selama pandemi Covid-19 berkurangnya muatan kendaraan barang, motor, kendaraan bus dan pribadi mengurangi pendapatan. Mendapatkan hasil kotor dalam satu trip hingga Rp15juta sudah cukup menjanjikan.

Warsa, Ketua DPC Gapasdap Bakauheni, Lampung Selatan saat dikonfirmasi Cendana News di Bakauheni, Selasa (13/10/2020). -Foto Henk Widi
Lihat juga...