Embung Jadi Sumber Air di Kawasan Hutan Produksi Way Pisang
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Perbukitan tandus dan kering menjadi pemandangan jamak di register 1 Way Pisang, Lampung Selatan. Kawasan yang masuk dalam wilayah kelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu, selama ini menjadi wilayah hutan produksi yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Namun, pasokan air terbatas membuat sebagian tanaman kering dan mati.
Kawasan yang terlihat masih menghijau berada di area seluas lima hektare lebih, tepatnya di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.

Agung Sutejo, karyawan persemaian permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL), menyebut embung menjadi tumpuan dan benteng terakhir bagi pasokan air saat kemarau melanda.
Ia mengatakan, puluhan ribu bibit pohon disiram memakai irigasi embun buatan. Air dari embung ditambah pasokan dari sejumlah sumur bor, terkumpul pada bak penampung (reservoir). Selanjutnya, alat penyemprot atau spryer mendistribusikan air sebanyak dua kali dalam sehari. Pasokan dari sungai Siring Dalem yang menurun, debitnya tak lagi dimanfaatkan.
“Selama kemarau, sejumlah kawasan lahan yang telah dihutankan kembali dengan berbagai jenis tanaman dengan konsep arboretrum, mengandalkan penyiraman dari embung memakai mesin pompa. Sementara, bibit tanaman disiram memakai sumur bor dari stok di reservoir,” terang Agung Sutejo, saat ditemui Cendana News di persemaian permanen Karangsari, Rabu (14/10/2020).