Aktivitas Pengeboman Ikan di Sikka Rusak Karang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Aktivitas pengeboman ikan dan penggunaan sianida dalam menangkap ikan masih terjadi di perairan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere sehingga merusak karang terutama di wilayah pesisir dengan kedalaman di bawah 10 meter.

Kerusakan parah terjadi di wilayah perairan bagian timur dan barat Kota Maumere, dimana di wilayah timur berada di Kecamatan Talibura di sekitar Pulau Babi dan depan Desa Tanjung Darat. Sementara di wilayah barat di Desa Kolisia dan sekitarnya di Kecamatan Magepanda.

“Pengeboman ikan masih terjadi meskipun Polair Polda NTT dan TNI AL Lanal Maumere dengan kapal patroli sering melakukan pengawasan,” kata Abdul Sykur, nelayan Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (23/9/2020).

Syukur menyebutkan, rata-rata para pengebom ikan melakukan aksinya di pesisir di daerah yang banyak karangnya atau atol sehingga banyak wilayah di pesisir pantai yang terdapat karang sulit ditemukan ikan saat memancing.

Dia mengapresiasi langkah yang dilakukan Polair Polda NTT dan Lanal Maumere yang sering melakukan penangkapan terhadap nelayan yang sering melakukan pengeboman ikan karena ikan semakin sulit ditangkap, dan nelayan harus melaut ke laut dalam.

“Gara-gara adanya pengeboman sekarang kita sulit mendapatkan ikan di laut dangkal dan harus memancing hingga ke tengah laut karena karang sebagai tempat hidup ikan sudah rusak semua akibat bom,” tuturnya.

Sementara itu, Penasihat Maumere Diver Community (MDC), Yohanes Saleh, mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari teman-teman penyelam, selama tahun 2019 terdapat 2 kali aktivitas pengeboman ikan di TWAL Teluk Maumere.

Penasihat Maumere Diver Community (MDC) Kabupaten Sikka, NTT Yohanes Saleh, saat ditemui di Kota Maumere, Rabu (23/9/2020). Foto: Ebed de Rosary
Lihat juga...